Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Oesman Sapta Odang menjadi satu-satunya yang disodorkan oleh Dewan Perwakilan Daerah sebagai calon pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Tapi ada yang setuju ada pula yang menolaknya.
Pendukung Oesman adalah Koalisi Indonesia Hebat. Penolak Oesman adalah Koalisi Merah Putih. Padahal Oesman adalah calon dari DPD yang menang pemungutan suara, Senin (7/10).
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sampai mengeluarkan arahan kepada Fraksi Golkar. Intinya meminta supaya fraksi bisa mengusahakan perubahan Tata Tertib MPR terkait pemilihan pimpinan.
Oesman dan motor Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto, pernah berselisih soal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasal dalam Peraturan Tata Tertib MPR yang hendak diubah adalah Pasal 21 yang mengatur bahwa paket calon pimpinan MPR harus mengikutsertakan unsur DPD. Jika berhasil diubah, Koalisi Merah Putih bisa mengusulkan paket minus DPD.
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengusulkan jangan hanya nama Oesman yang diangsurkan DPD. Mereka menilai AM Fatwa dan Ahmad Muqowam yang masuk dalam bursa voting dari DPD tapi kalah dari Oesman, bisa diajukan lagi.
Gerindra pun begitu. Fraksi ini menilai kata “prioritas” dalam Tata Tertib tidak mengharuskan bahwa DPD mengajukan satu nama saja. “Mengajukan di luar prioritas masih bisa," kata Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Muzani.
Berbeda dengan Golkar, Gerindra, dan PKS, Partai Demokrat lebih kalem. Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan menyatakan Demokrat menghargai putusan DPD yang menyodorkan nama Oesman.
"Kami hargai putusannya, bukan secara personalia ya atau siapa yang diminta maju," ujar Syarief saat ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Selasa (7/10).
Menteri Koperasi dan UMKM itu tak membantah bahwa internal Koalisi Merah Putih terbelah soal putusan DPD itu. “Kalau sama atau satu suara tidak akan ribut begini, tapi Demokrat menghargai putusan DPD," ujar Syarief menjelaskan.