Jakarta, CNN Indonesia -- Guna mengantisipasi ancaman masuknya virus Ebola ke Indonesia, sebanyak 100 unit rumah sakit (RS) yang menjadi rujukan pemerintah di 34 provinsi dibekali dengan pelatihan serta buku panduan mengenai ebola oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
"Kami menerbitkan buku kecil berjudul Ebola pada September lalu. Buku ini kami berikan secara gratis kepada rumah sakit," Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, mengatakan saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (8/10).
Buku tersebut, ujarnya, berisi 11 topik bahasan mengenai Ebola dan persoalannya di dunia serta kemungkinan kaitan virus tersebut dengan Indonesia. Tak hanya itu, dalam buku tersebut juga dijelaskan program penanggulangan yang mesti dilakukan pihak rumah sakit saat menemui korban Ebola di unit mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tjandra mengatakan saat ini dirinya sedang berada di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, untuk memberikan pembekalan Ebola pada petugas kesehatan di rumah sakit tersebut.
"Ada seminar karyawan dan juga simulasi penanggulangan yang saat ini diberikan pada rumah sakit," kata dia. "Hal yang sama kami lakukan juga di rumah sakit di daerah."
Sementara itu, untuk mengantisipasi masuknya pasien Ebola melalui bandar udara yang ada di Indonesia, pihak Kemenkes, katanya, sudah mempersiapkan beberapa hal termasuk simulasi bagi petugas kesehatan di bandara serta pemasangan thermal term di bandara untuk mendeteksi peningkatan suhu tubuh.
"Jika ditemukan gejala mencurigakan, akan langsung dibawa ke ruang kesehatan bandara dan mendapatkan pemeriksaan laboratorium ," ujar dia.
Tjandra menilai sejauh ini kesadaran masyarakat Indonesia mengenai virus Ebola sudah cukup tinggi. Hal itu dibuktikan dengan cepatnya masyarakat memeriksakan diri ketika pulang dari negara terjangkit Ebola di Afrika Barat seperti Liberia, Sierra Leone atau Guinea.
"Tindakan tersebut merupakan bentuk nyata dari program PDR (pencegahan, deteksi dan respon) sesuai Global Health Security Agenda (GHSA)," kata dia.
Tjandra mengatakan perhatian semestinya tidak hanya tertuju pada kasus Ebola sebab masih banyak penyakit lain yang mulai bermunculan di beberapa negara dan bisa mengancam warga Indonesia.