Jakarta, CNN Indonesia -- Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Sumatera Utara kembali mengeluarkan letusan atau erupsi debu yang disertai dengan awan panas. Kali ini, letusan terjadi sebanyak 18 kali terhitung semenjak kemarin malam, Rabu (8/10).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi sehingga potensi terus terjadinya letusan dan luncuran awan panas juga masih tinggi.
"Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah kami hubungi untuk ke lokasi segera mendampingi posko daerah," katanya saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (9/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan Pemerintah Kabupaten Karo juga sedang melakukan pembersihan abu vulkanik seputar Brastagi dengan menggunakan tangki air. Pemkab juga membagikan 30 ribu lembar masker terhadap warga di daerah Brastagi.
Sutopo mengatakan saat ini jumlah pengungsi mencapai 1.109 kepala keluarga terdiri atas 3.278 jiwa yang tersebar di 16 titik pengungsian, diantaranya Mesjid AGung (182), Mesjid Istikar Barastagi (310), Klasis GKBP (800) dan Posko Tongkoh/Jambur Tongkoh (307). Tidak ada korban tewas, katanya.
Saat ini, lanjutnya, BNPB mengatakan sudah memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tidak beraktivitas pada 5 km ke arah tenggara dan selatan dari puncak Gunung Sinabung. Pemerintah juga melakukan penyisiran ke desa-desa agar tetap disterilkan khususnya dalam desa di kawasan zona merah serta mengamankan pos pengungsian dan jalur menuju zona merah.
"Semua keadaan terkendali, termasuk logistik di pengungsian untuk 3 hingga 6 hari ke depan," ujar dia.
Sebelumnya, Gunung Sinabung terakhir kali meletus hebat pada Februarilalu. Sebanyak 15 orang tewas, termasuk 4 pelajar SMK, 4 warga Kabupaten Karo dan 7 anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang mau melakukan bakti sosial. Menurut BNPB, korban tewas karena berada di tengah perlintasan awan panas yang jaraknya hanya 3 kilometer dengan titik puncak awan.