Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menetapkan status Gunung Sinabung tanggap darurat hingga Sabtu pekan depan menyusul masih tingginya aktivitas gempa dan potensi erupsi. Sementara itu, ribuan pengungsi di sekitar Gunung Sinabung membutuhkan bantuan logistik dengan segera.
"Status tanggap darurat diberlakukan karena pengungsi butuh bantuan mendesak," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam pernyataan yang diterima CNN Indonesia, Jumat (10/10).
Bantuan yang dibutuhkan berupa beras, pengadaan lauk pauk, gas untuk dapur umum, pendidikan sementara, serta lahan pertanian untuk pengungsi. Berdasarkan laporan BNPB, sebanyak 6.196 pengungsi masih tinggal di hunian sementara dan sebanyak 3.287 jiwa masih mengungsi di 16 titik di sekitar Gunung Sinabung. Sedangkan, sebanyak 19.478 jiwa pengungsi telah dipulangkan ke rumahnya, Kamis kemarin (9/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pengungsi berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kutatonggal, Gamber, Berastepu, dan Gurukinayan. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah. Sutopo mengatakan BNPB telah memberikan dana siap pakai kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo sebesar Rp10.3 Miliar untuk sewa lahan dan rumah tersebut. Sementara 175.651 lembar seng juga telah digunakan untuk perbaikan rumah pengungsi.
Tak hanya keperluan hunian sementara, sebanyak 100.000 masker telah dibagikan kepada warga yang menetap di sekitar Gunung Sinabung di mana abu tebal masih menaungi hunian mereka. Untuk mengatasi tebalnya abu vulkanik, pemerintah telah melakukan pembersihan abu vulkanik dengan penyiraman yang dilakukan tiga kali sehari. Sementara, untuk sekolah yang terkena tutupan tebal abu vulkanik diliburkan oleh pemerintah Kabupaten Karo.
Sutopo menjelaskan semenjak pukul 8.59 WIB, terjadi awan panas guguran dari puncak sejauh 2.000 meter ke arah Selatan. Semburan abu awan panas mencapai ketinggian 2.000 meter. Erupsi tersebut berlangsung selama 250 detik, katanya. Tak hanya semburan awan panas, BNPB juga mencatat adanya gempa hibrid sepuluh kali, getaran terus menerus, 38 kali guguran serta gempa vulkanik mulai Kamis malam hingga Jumat pagi. Hingga saat berita ini diturunkan, telah terjadi 18 kali erupsi disertai luncuran awan panas.