Jakarta, CNN Indonesia -- Panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rhenald Kasali mengatakan tidak mendapati laporan mencurigakan dari enam orang kandidat pimpinan lembaga negara tersebut. Keenamnya adalah Jamin Ginting, Busyro Muqoddas, I Wayan Sudirta, Ahmad Taufik, Robby Arya Brata, dan Subagio.
"Enam orang ini tidak pernah ada laporan macam-macam, kecuali satu Pak Wayan saja masalah tanah," ucap Rhenald ketika ditemui usai menggelar seleksi di Gedung Pengayoman, Jakarta.
Laporan tersebut didapat dari Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keungan (PPATK). "PPATK sudah menyerahkan hasil penelusuran rekam jejak transaksi keuangan calon pimpinan KPK kepada panitia seleksi pada minggu lalu, juga meliputi istri dan anak," ucap Wakil Ketua PPATK Agus Santoso ketika dikonfirmasi ulang CNN Indonesia, Kamis (9/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih jauh, Rhenald mengatakan dari laporan tersebut, keenam orang merupakan orang yang hidup dengan pola sederhana. "Tanahnya cuma 100 sampai 200 meter, sepetak saja. Pak Roby dia eselon tiga, income belum tinggi. Subagio juga kepala bagian. Hasil tes kita semua orang-orang yang hidupnya sederhana," ucap profesor Universitas Indonesia tersebut.
Hal serupa juga ditemukan pada Busyo Muqoddas yang saat ini juga menjabat sebagai komisoner KPK, Jamin Ginting yang seorang dosen Universitas Pelita Harapan, dan Ahmad Taufik yang merupakan mantan wartawan.
Sementara itu mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah I Wayan Sudirta dikenal memiliki banyak tanah di tanah kelahirannya, Bali. Saat ditanya panitia seleksi ihwal sebutan "Tuan Tanah" yang melekat pada dirinya , Wayan mengaku hal tersebut lumrah terjadi di Bali.
"Saya dan teman-teman di Bali membeli banyak tanah untuk menyelamatkan dari investor. Kami mengorbankan rumah dan tabungan yang kita punya untuk membeli tanah," ucap Wayan. Beberapa tanah tersebut kemudian disewakan kepada petani penggarap untuk mengolah lahan.