Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronny Franky Sompie mengatakan ada tiga oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) yakni AS, AR, dan W yang terlibat distribusi ilegal bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Batam, Kepulauan Riau. Mereka kini ditetapkan sebagai tersangka.
"Peran mereka sebagai penjaga gudang, broker BBM, dan koordinator pelangsir," ujar Ronny saat jumpa pers di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Kemanan, Jakarta, Selasa (14/10).
Ronny menambahkan, oknum TNI tersebut juga mengelola distribusi BBM yang dilakukan di gudang penyimpanan berlokasi di depan kompleks Perumahan Cipta Asri, Batam. Polisi juga menetapkan lima orang tersangka lainnya. "Lima tersangka termasuk Noldy Christy selaku pembeli, pengelola gudang BBM Harun Soha, penjaga gudang BBM Bambang Irwan Susanto, kasir gudang Andri Anggariawan Putra, dan Awaludin selaku pelangsir," ujar Ronny.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ronny menambahkan, BBM bersubsidi didapat dari SPBU Paradise. Pihak kepolisian juga menemukan fakta bahwa pada tanggal 20 September 2014, Awaludin melakukan pengisian BBM sebanyak 30 liter menggunakan jerigen.
Sebelumnya, polisi sudah melakukan penggerebekan gudang tersebut pada Minggu lalu (21/9). Dari hasil penggerebakan, polisi berhasil menyita barang bukti diantaranya tujuh drum solar, 18 tangki tandon, dua buah mobil tangki, satu unit mobil pelangsir, dan dua buah mesin pompa merek.
"Tersangka dikenakan pasal 55 atau 53 UU Nomor 22 tahun 2001 tentang minyak bumi dan gas alam. Juga melanggar pasal 3 juncto pasal 5 juncto pasal 2 UU Tindak Pidana Pencucian Uang," ujar Ronny. Hingga kini polisi masih terus melakukan penyidikan untuk mengetahui modus dan mengembangkan perkara.
Penggerebekan lokasi distiburi ilegal BBM bersubsidi ini sempat memantik konflik antara tentara dan kepolisian. Sebelumnya, pada Minggu malam (21/9) terjadi bentrokan antara oknum TNI dan kepolisian yang terjadi di komplek perumahan di Batam, lokasi penggerebekan BBM ilegal. Polres Batam dan Brimob mendapat tugas untuk menggerebek. Ketika sampai lokasi, mereka bersiegang dengan oknum TNI yang bertugas mengamankan lokasi.