KABINET JOKOWI

Kandidat dari Luar Kejaksaan Lebih Baik

CNN Indonesia
Kamis, 23 Okt 2014 13:28 WIB
Para pengamat politik menilai ada baiknya Jaksa Agung baru berasal dari eksternal Kejaksaan Agung. Sebab sosok dari eksternal dianggap lebih berani.
Gedung Bundar Kejaksaan Agung. Saat ini Joko Widodo belum mengumumkan siapa pengganti Jaksa Agung Basrif Arief. (Detikfoto/Hasan Alhabsy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga hari sejak resmi dilantik menjadi Presiden Indonesia, Joko Widodo belum juga mengumumkan jajaran menteri dan pimpinan lembaga negaranya, salah satunya Jaksa Agung. Para pengamat mengungkapkan ada baiknya Jaksa Agung baru berasal dari eksternal Kejaksaan Agung.

"Kalau Jaksa Agung dari eksternal, dia bisa membersihkan Kejagung dari dalam," ujar pengamat politik Emrus Sihombing di kompleks Kejaksaan Agung, Kamis (23/10).

Staf pengajar Universitas Pelita Harapan tersebut menyangsikan Jaksa Agung dari dalam bisa membersihkan Kejagung. "Kotoran" yang dimaksud adalah isu banyaknya praktik korupsi di tubuh Kejagung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang dalam sudah tahu seluk beluk Kejagung dan pasti sulit menghentikannya," kata Emrus.

Beberapa nama muncul sebagai kandidat Jaksa Agung pengganti Basrief Arief, baik dari internal maupun eksternal. Dari internal nama Widyo Pramono santer didengungkan naik pangkat dari Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, sedangkan dari eksternal nama M. Yusuf, Kepala PPATK, dan Abraham Samad, pimpinan KPK, muncul ke permukaan.

Emrus mengatakan orang luar yang menjadi Jaksa Agung harus memenuhi beberapa aspek penting. "Dia sudah teruji di publik, integritasnya kuat, dan yang paling penting adalah dia tidak lagi memikirkan dirinya," ujarnya.

Dia mencontohkan Jaksa Agung yang "sudah selesai dengan dirinya" adalah Baharudin Lopa, Jaksa Agung periode Juni hingga Juli 2001.

Berbeda dengan Emrus, Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia, Boyamin Saiman menganggap orang luar yang pernah bekerja di dalam Kejagung lebih cocok menjabat sebagai Jaksa Agung. "Contohnya M. Yusuf, dia Kepala PPATK yang pernah bekerja di Kejagung," ujar Boyamin.

Baginya, pengalaman orang luar yang pernah bekerja di luar Kejagung lebih terasah untuk menjadi Jaksa Agung. Namun Boyamin sependapat dengan Emrus dalam hal Jaksa Agung dari eksternal bisa memberikan warna baru di tubuh Kejaksaan Agung. "Kejagung saat ini kinerjanya kalah oleh KPK, maka bila dijabat oleh orang luar bisa memberikan warna. Berbeda dengan orang dalam yang kemungkinan hanya meneruskan tugas pimpinan sebelumnya," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER