Jakarta, CNN Indonesia -- Bupati Tapanuli Tengah Bonaran Situmeang membantah tudingan yang menuduh dirinya menyelundupkan telepon seluler ke dalam rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tersangka kasus korupsi suap Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tapanuli Tengah itu balik menantang KPK untuk membuktikannya.
"Saya minta hari ini KPK untuk mengonfirmasi siapa yang punya telepon genggam itu. Jika tidak, kuasa hukum saya nanti akan menyurati kepala rutan," kata Bonaran saat mendatangi gedung KPK untuk pemeriksaan, Jumat (24/10).
Meski membantah menyelundupkan ponsel, Bonaran membenarkan telah terjadi sidang dadakan di rutan Militer Guntur di Menteng, Jakarta Pusat. Urusan benar atau tidak dirinya menyimpan ponsel, Bonaran menantang penyidik untuk mengungkapkan kebenaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mau ini semua jelas. Saya tidak punya telepon genggam. Kalaupun ada yang simpan di rutan, saya tidak tahu siapa. Tanya saja penyidik," kata Bonaran dengan ketus.
Penemuan ponsel selundupan di rumah tahanan dibenarkan oleh pihak KPK. Meski demikian, siapa saja tahanan yang ketauan menyimpan ponsel belum dapat diumumkan. "Memang benar telah terjadi sidak dan ditemukan telepon genggam di Rutan KPK. Namun, siapa saja nama-namanya masih dalam penanganan penyidik," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP kepada CNN Indonesia.
Bocornya informasi mengenai penyelundupan telepon seluler di rutan Guntur bermula ketika bekas Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Syahrul Raja Sempurnajaya membeberkan adanya skandal di rutan KPK. Dalam sebuah sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Syahrul mengatakan adanya sejumlah pesakitan yang menyelundupkan telepon genggam di rutan KPK.
Penasihat hukum Syahrul, Eko Prananto, bahkan secara gamblang menyebut siapa saja tahanan yang ketahuan menyimpan perangkat komunikasi nirkabel tersebut.
Eko saat itu mengatakan hal itu terkuak dari hasil sidak internal KPK di Rutan KPK Cabang Pomdan Jaya Guntur dan Rutan KPK di Rasuna Said. Bahkan, dia menjelaskan beberapa tahanan bekerjasama dengan sipir untuk menyelundupkan telepon genggam. Nama Bonaran mencuat diantara nama lain seperti Tubagus Chaeri Wardana Chasan alias Wawan, Gubernur Riau Annas Maamun, dan bekas Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.