Jakarta, CNN Indonesia -- Bank CIMB Niaga dibobol oleh pegawainya sendiri, 16 Oktober lalu. Pengamat ekonomi dari Indonesia Corruption Watch Yanuar Rizky mengatakan, pembobolan terjadi karena persoalan pada sistem pengamanan di internal Bank CIMB Niaga.
"Sistem pengawasan internal bank harus kuat. Bagaimana pun juga kalau ada pembobolan, tetap saja bank yang akan bertanggung jawab," kata Yanuar kepada CNN Indonesia, Selasa (28/10).
Menurut Yanuar,
CIMB Niaga harus segera membenahi sistem pengamanan dan pengawasan internal mereka. Para tersangka juga harus dilihat rekam jejaknya berapa lama mereka telah melakukan pembobolan terhadap rekening nasabah. Pasalnya, rekening nasabah yang jarang dilihat sangat berpotensi untuk dibobol. (Baca juga:
CIMB Niaga Dibobol Karyawannya)
Yanuar menyebut, pembobolan dana nasabah di rekening
CIMB Niaga tersebut tergolong sebagai kejahatan biasa yang tak jarang dilakukan oleh orang dalam bank. "Mereka kan kadang pakai dulu uangnya atau dibobol tapi tidak ketahuan. Maka itu harus dilihat dulu rekam jejak para tersangka terkait pembobolan ini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pegawai bagian teknologi informasi Bank CIMB Niaga berinisial ST dan SN meminta data perusahaan kepada pegawai finance, DK. Tanpa curiga, DK menyerahkan data yang mereka minta. Data tersebut membuat ST dan SN mendapat kode rekening maintenance CIMB Niaga dan mengambil uang di rekening tersebut.
Dengan bantuan RY dan MSP, uang di rekening nasabah ditransfer ke rekening yang dibuat MSP sebesar Rp 22 miliar. Uang itu ingin ditukar dengan dolar Amerika Serikat lewat sejumlah broker. Proses tukar baru cair sebesar US$ 500 ribu, pembobolan diketahui oleh CIMB Niaga pusat dan dilaporkan ke polisi.
Polisi telah menetapkan empat tersangka dalam kasus ini yaitu SN, ST, RY, dan MSP. Dari tangan para tersangka, Badan Reserse Kriminal Polri menyita uang US$ 500 ribu atau setara Rp 5 miliar.