Jakarta, CNN Indonesia -- Perseteruan antara kubu Romahurmuziy dan Suryadharma Ali berpindah ke pentas baru: paripurna DPR. Tak hanya ribut, dua meja di ruang sidang dibalikkan dan beberapa gelas pecah. Setelah beraksi, kubu Romy, begitu Romahurmuziy akrab dipanggil, keluar dari ruang siang.
Kejadian itu terjadi di sidang paripurna pengesahan nama-nama alat kelengkapan dewan (AKD) di DPR, Jakarta, Selasa (28/10). Hari ini DPR menerima nama-nama anggota AKD dari kelompok koalisi Indonesia Hebat.
Tapi di tengah sidang kericuhan terjadi. Bermula ketika pimpinan DPR memilih mengesahkan nama-nama anggota dari Fraksi PPP yang diajukan kubu Suryadharma Ali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota DPR Fraksi PPP dari kubu Romahurmuziy sontak melancarkan protes. Mereka meminta pimpinan DPR mencabut daftar nama itu.
Pimpinan DPR tak menggubris. Anggota Fraksi PPP Hasrul Azwar kemudian menghampiri meja pimpinan dan menyerahkan berkas dari Kementerian Hukum dan HAM yang mengesahkan Romy, begitu Romahurmuziy akrab dipanggil, sebagai Ketua Umum PPP.
Tapi pimpinan DPR tak juga mencabut daftar nama alat kelengkapan dewan dari PPP yang sudah disahkan. Dengan marah Hasrul membalikkan dua meja di hadapannya. Beberapa gelas pecah.
Sejurus kemudian Hasrul, Romy, dan beberapa anggota Fraksi PPP meninggalkan ruang sidang paripurna melalui pintu samping. Pimpinan DPR juga keluar dan sidang paripurna ditutup.
Dalam kesempatan terpisah, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung mengatakan telah mendengar bahwa Kementerian Hukum dan HAM mensahkan hasil muktamar PPP di Surabaya. Di muktamar ini Romy disahkan jadi Ketua Umum.
"Yang jelas, Pak Romahurmuziy sudah sah sebagai Ketua Umum," ujar Pramono.
Maka, hal ini akan membuat peta kekuatan di DPR tentang alat kelengkapan dewan menjadi lima untuk Koalisi Merah Putih beserta Partai Demokrat dan lima untuk Koalisi Merah Putih.