PENCETAK KARTU JOKOWI

Kisah 'Misi Sangkuriang' Kartu Jokowi

CNN Indonesia
Kamis, 13 Nov 2014 13:26 WIB
Publik senang sekaligus mempertanyakan program kartu Presiden Jokowi yang begitu cepat dibagikan. Pengusaha percetakan menyebut kartu dicetak dengan tergesa.
Suasana ruangan kerja CV Grammi Communication Technology, di Bekasi, Jumat (7/11). Perusahaan ini disebut-sebut sebagai pencetak kartu sakti Jokowi. Presiden Joko Widodo membuat program kartu sehat indonesia, kartu indonesia pintar dan kartu sejahtera. (CNN Indonesia/Gilang Fauzi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bimo Sarashadi baru saja hendak merebahkan badan di ranjang ketika telepon selulernya berdering. "Ada kerjaan dari bos besar," kata suara di ujung telepon, Selasa 28 Oktober lalu.

Pemilik CV Grammi Communication Technology itu kontan kelimpungan. Waktu menunjukkan pukul 19:00 WIB. Para pegawai usaha percetakan rumahannya sudah kembali ke peraduan masing-masing.

Tapi tak ada pilihan lain. Bimo lantas menelepon seluruh pegawai yang jumlahnya hanya hitungan jari. Instruksinya saklek: semua pegawai harus kembali ke kantor untuk menggarap proyek kartu sakti yang digagas sang kepala negara, Joko Widodo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pegawai pun urung istirahat. Mereka mendadak lembur malam itu, kembali ke rumah Bimo untuk mengerahkan sisa tenaga yang ada.

"Semuanya serba mendadak. Saya menerima order yang harus selesai malam itu juga," kata Bimo saat menceritakan kembali kronologi pencetakan kartu unggulan Jokowi kepada CNN Indonesia, Jumat (7/10). "Cerita ini juga sekaligus mengklarifikasi bahwa CV Grammi bukanlah pemenang tender program kartu Jokowi," ujarnya.

Telepon orderan datang dari rekan bisnis Bimo, Ahmad. Dia adalah Marketing PT Trisakti Mustika Graphika, perusahaan yang ditunjuk oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk mengurusi pengadaan kartu Jokowi.

Ibarat misi Sangkuriang, Bimo ketika itu disuruh menyelesaikan ribuan kartu sakti yang akan dijadikan percontohan oleh Jokowi di Sinabung, Sumatera Utara. Pekerjaan itu harus rampung dalam satu malam karena sang presiden akan terbang ke Sinabung keesokan harinya.

Semuanya serba mendadak. Saya menerima order yang harus selesai malam itu jugaBimo Sarashadi, pemilik CV Grammi Communication Technology
Sekitar pukul 21:00 WIB, ada empat orang yang mendatangi rumah Bimo. Mereka adalah dua pegawai dari Bank Mandiri, serta Ahmad dan atasannya di PT Trisakti, Edo. Bimo tidak turun dari kamarnya di lantai atas. Dia hanya memantau keseluruhan proses melalui CCTV. Bimo berseloroh, "Saya males kalau kerja diburu-buru di bawah tekanan. Biar pegawai yang handle."

Negosiasi pemesanan berlangsung alot. Sialnya, mereka datang tanpa memegang data pasti siapa saja nama penerima ketiga kartu sakti Jokowi: Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Alasannya, sampai detik itu mereka pun belum tahu wilayah mana yang akan dituju Sang Presiden.

Kepastian data baru diterima tengah malam. Tercatat 1.278 orang yang akan menerima kartu sakti Jokowi di sebuah kampung di Sinabung. Tiga desain kartu disetujui dan penyortiran data pun digarap. Namun para klien tengah malam itu cukup rewel di mata Bimo. "Mereka ingin cepat tapi banyak minta revisi di sana sini," ujarnya.

Salah satu yang membuat proses berjalan lambat karena barcoding dan revisi data pada tampilan kartu. Proses itu memakan waktu karena membutuhkan coding dari data numeric ke alpha-numeric. Tekanan dari para bos di kantor Bank Mandiri semakin besar. Keempat klien yang ada di Grammi semakin rewel.

Lewat tengah malam, petinggi Bank Mandiri turun tangan. Adalah Rahmat Broto Triaji yang ketika itu datang untuk mengecek langsung situasi di CV Grammi. Senior Vice President Electronic Banking Bank Mandiri itu mendesak agar kartu sakti Jokowi untuk Sinabung rampung sebelum matahari terbit. Melihat situasi mandek, Rahmat meninggalkan kantor Grammi sekitar pukul 02:30 WIB (29/10) setelah membubuhi tanda tangan persetujuan desain.

Waktu semakin sempit sementara belum ada satu kartu pun yang berhasil dicetak. Bank Mandiri dan PT Trisakti memutuskan membawa 18 sample untuk setiap kartu sakti. Sebanyak 54 kartu itu dibawa oleh Edo dan Wisanggeni, bawahan Rahmat. Mereka berdua terpaksa membawa kartu sakti tanpa identitas penerima karena harus mengejar pesawat di Bandara Halim Perdana Kusuma sekitar pukul 04:30 WIB, 29 Oktober 2014.

"Misi Sangkuriang" pun kandas. Karena hingga matahari terbit, tak satu pun kartu yang berhasil dicetak oleh CV Grammi. Pesanan 1.278 kartu baru bisa rampung keesokan harinya, (30/10). Alih-alih diterbangkan ke Sinabung, kartu yang sedianya menjadi sampling project itu diperintahkan untuk dikirim ke kantor Pusat Bank Mandiri di Lantai 22 Wisma Mandiri, Jakarta Pusat.

(Baca Juga: Mencari Aturan Pengadaan Kartu Sakti Jokowi)

Penjelasan CV Grammi

Bimo menyebut, proyek kartu Sinabung merupakan limpahan order dari PT Trisakti yang telah digandeng Bank Mandiri sebagai pemenang tender penyaluran dana kartu Jokowi. Pekerjaan dialihkan ke CV Grammi karena PT Trisakti tidak bisa menyanggupi permintaan Bank Mandiri untuk mencetak kartu dalam waktu singkat. Salah satu alasannya karena tempat operasional PT Trisakti berada di Semarang, Jawa Tengah.

"Ibaratnya saat itu ada restoran besar yang tidak bisa menyiapkan makanan cepat saji. Sehingga mereka membeli makanan dari warung kecil yang bisa dipaksa buka 24 jam," kata Bimo. "Saya sebagai orang yang punya warung mana bisa menolak saat ada orang lapar gedor-gedor tengah malam cari makanan."

Saat PT Trisakti dan Bank Mandiri datang ke kantornya, Bimo mengaku belum membahas tarif cetak. Setelah kartu rampung digarap, harga dipatok Rp 10 ribu per kartu. Nilai transaksi proyek kartu Sinabung yang dikerjakan CV Grammi Rp 1.278.000. "Biasanya kami banderol murah, Rp 4.000,-. Tapi karena mereka gedor malam, kami naikkan tarifnya," aku Bimo.

Alasan Bimo menyanggupi pencetakan kartu karena kuantitas kartu masih dalam takaran skala kecil. Sehingga logis untuk digarap CV Grammi dalam waktu singkat, mengingat usaha keluarga di Jl Raya Kodau No. 4/50 Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, itu hanya memiliki tiga mesin cetak merek Mimaki jenis UJF-3042FX, satu mesin pressing untuk laminasi, serta satu mesin magnetic tape.

Bimo pun hingga kini mengaku belum mendapat tawaran proyek lanjutan dari PT Trisakti untuk pencetakan kartu Jokowi. Dia malah kaget ketika melihat Jokowi meluncurkan KIP dan KIS selang beberapa hari setelah proyek kartu Sinabung gagal.

"Proyek itu tampaknya sudah melewati perencanaan matang. Saya tidak tahu siapa yang pegang tender," kata Bimo.

Namun, kartu yang diluncurkan di Kantor Pos itu kualitasnya tak lebih baik ketimbang hasil cetakan CV Grammi. "Kartu yang di sana tidak ada gradasi, warnanya flat, dan berbahan thermal," kata Bimo.

Bimo tidak berani menyebut pemegang tender kartu sakti yang diluncurkan di Kantor Pos berada di bawah kendali PT Trisakti. Namun ketika Bimo mengonfirmasi ke Ahmad, si pemesan proyek kartu Sinabung itu berkilah, "Ya bagi-bagi lah ke yang lain. Kan Pak Bimo sendiri bilang enggak sanggup garap jutaan (kartu)," kata Bimo menirukan percakapan dia dengan Ahmad lewat telepon.

Proyek kartu sakti Sinabung bukanlah kali pertama kerja sama antara CV Grammi dengan PT Trisakti. Bimo mengaku sebelumnya pernah kecipratan proyek-proyek kecil yang dilimpahkan perusahaan cetak raksasa itu.

Meski CV Grammi merupakan usaha kecil, bisnis yang dibangun Bimo bersama istrinya itu tercatat pernah menggaet sejumlah perusahaan besar di antaranya Harris Hotel, Standard Chartered Bank, Hotel Mulia, dan Bank Mandiri.

Saat mengkonfirmasi keterangan yang didapat dari CV Grammi, pihak Bank Mandiri yang diwakili Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas membantah telah memberikan pekerjaan kepada perusahaan pencetak kartu di Bekasi. Menurut mereka, rekanan pencetak kartu Bank Mandiri yang dikenalnya hanya PT Trisakti. "Tidak pernah ada pekerjaan dengan CV Grammi. Yang kami tahu kami mencetak kartu atm, kartu kredit dan lainnya di PT Trisakti," katanya menjawab Rosmiyati Dewi Kandi dari CNN Indonesia.

(Baca juga: Bank Mandiri: Kami Tak Cetak Kartu Jokowi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER