Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan Dasar, Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan melakukan kunjungan dadakan ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 87 di Rempoa, Ciputat, pada Rabu (12/11) untuk meninjau pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah.
Dalam kunjungan itu, Anies Baswedan melakukan audiensi dengan lima siswa kelas sebelas serta beberapa guru SMAN 87 dan menanyakan kepada mereka mengenai implementasi Kurikulum 2013.
"Inilah pentingnya melihat konsep pendidikan dari hilir (sekolah dan kelas) bukan semata-mata di hulu," kata Anies di sela-sela sidak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sidak tersebut, Anies juga mendengarkan paparan presentasi dari lima siswa SMAN 87 yakni Imadudin, Ahmadiyah, Nadhif, Parardia dan Dinda Mulia Putri mengenai pendidikan yang menyenangkan dari sudut pandang siswa.
Anies menjelaskan kelima siswa tersebut mengirimkan bahan presentasi tersebut ke salah satu kenalan Anies. Mantan rektor Universitas Paramadina tersebut kemudian membacanya dan mengatakan dirinya tertarik dengan pemikiran yang diutarakan kelima siswa sehingga memutuskan untuk melakukan sidak pada Rabu ini.
"Apa yang mereka tulis dalam presentasi tersebut sangat luar biasa. Mereka sudah bisa hasilkan pemikiran yang sistematis dan komprehensif," kata Anies. "Saya akan undang mereka dalam review Kurikulum kementerian nanti."
Menerima kunjungan dadakan tersebut, Dinda Mulia Putri mengaku terkejut. Kecewa dengan sistem pengajaran yang diterima selama ini, dia dan keempat temannya berkumpul di rumah salah satunya untuk membuat bahan presentasi kepada Anies Baswedan. Tak disangka, bahan presentasi tersebut dibaca oleh Anies bahkan sang Menteri berkunjung ke sekolah tempatnya belajar.
"Saya kaget. Pas mau masuk kelas dibilang Bu Guru ada Menteri datang. Sesuatu yang gak diduga-duga sekali," kata siswa penerima pertukaran pelajar ke Singapura tersebut.
Sementara itu, Ahmadiyah mengutarakan kepada Anies sejauh ini proses belajar mengajar di sekolahan terasa berat.
Hal tersebut katanya dikarenakan jumlah jam pelajaran yang panjang, yakni mulai dari pukul 7 pagi hingga 3 siang. Tak hanya itu, jumlah mata pelajaran yang banyak hingga mencapai 15 juga turut membebani siswa.
Sedangkan, Imadudin menyampaikan kepada Anies dia berharap pemerintah bisa lebih memberikan keleluasaan buat siswa memilih mata pelajaran atau topik yang menjadi minatnya.
"Di Indonesia selama ini, siswa sekolah menengah tidak diberikan kesempatan untuk memilih pelajaran yang kami suka dan inginkan untuk pekerjaan kami nanti. Padahal, kan, kalau kami suka akan lebih mudah," katanya.
Pelaksanaan Kurikulum 2013, yang digagas oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, banyak mendapat kritikan oleh guru dan siswa di tengah-tengah implementasinya. Tak hanya itu, kritik juga disampaikan oleh pengamat pendidikan untuk mengembalikan ruh pendidikan kembali seperti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang dinilai lebih integratif.