Jakarta, CNN Indonesia -- Erlita Hidayat (36) Ibu dari Andi Audi Permana (Audi), siswa kelas XI SMA 109 Jakarta Selatan, mendatangi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota pada Jumat (14/11).
Erlita menuntut penegakan hukum atas kematian anak lelaki sulungnya akibat bacokan dalam sebuah tawuran pelajar di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan, pada Jumat pekan lalu.
“Alhamdulillah Pak Ahok menanggapi kasus ini dengan sangat tegas. Ini yang membuat hati saya lega,” kata Erlita kepada media usai bertemu dengan Ahok di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan Ahok merespon pertemuan itu dengan mengatakan pelaku pembunuhan Audi akan langsung dikeluarkan dari sekolah dan tidak diterima untuk bersekolah di manapun di wilayah Jakarta. “Kami sebagai orangtua korban tawuran sesama pelajar hanya mengharapkan pelaku mendapatkan ganjaran yang seadil-adilnya,” kata dia.
Dalam pertemuan itu, Erlita juga memohon kepada Ahok untuk menghentikan kasus perkelahian antar pelajar yang sudah seolah membudaya. “Biarlah kali ini terakhir untuk anak saya. Saya sampaikan lagi ke Pak Ahok jangan ada intervensi pihak manapun nantinya,” ujar dia.
Ditanyai mengenai bagaimana Audi sehari-harinya, Erlita dengan mata berkaca-kaca menjelaskan Audi merupakan tipe enak yang pendiam dan penyabar. Ikut sertanya Audi dalam perkelahian pelajar antara siswa SMAN 60 dan SMAN 109 itu juga diajak teman-teman sekolahnya.
“Waktu kejadian juga dia kenakan pakaian rumah dan sedang tidak siap untuk berkelahi. Dia juga pakai sandal. Itulah mengapa dia akhirnya terpeleset. Kondisinya tidak siap dan saat kejadian dia
blank tidak tahu mau apa,” Erlita menjelaskan. “Tetapi saat jatuh teman-temannya ninggalin dia. “
Erlita mengatakan intervensi dari senior dan alumni sangat tinggi yang mendorong kasus perkelahian pelajar di sekolah almarhum anaknya merajalela. “Temannya pancing-pancing Audi ikut dari siang. Ada juga peran alumni di sini. Mana mungkinlah tidak ada yang
back up. Anak kelas X dan kelas XI, kan, anak baru dan masih labil,” kata dia menegaskan.
Menjelang detik-detik kematian anak sulungnya, Erlita mengaku tidak memiliki firasat apapun. Setelah solat subuh, anaknya mengenakan pakaian sekolah seperti biasa. Dia juga sempat menyuapi makanan ke Audi dan adiknya.
Lalu, paginya di sekolah Audi sempat membuat cerita pendek berjudul Kepahlawanan. Cerita pendek itu kemudian diabadikan oleh Kepala Sekolah SMAN 109 untuk mengenang kematian Audi. “Ketemu lagi udah di UGD jam 11 dan sekarang sudah tidak ada,” ujarnya lirih.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun mengatakan akan memberikan sanksi tegas pada siswa dari kedua sekolah yang terlibat pada tawuran pelajar di Pejaten. “Hari Senin nanti kami akan panggil orangtua dari siswa-siswa tersebut dan akan kami berikan sanksi tegas pada anak-anaknya. Kami juga akan minta mereka mengurus anak-anak dan putra-putranya itu,” ujar dia.