MUNAS GOLKAR

Pengamat Ibaratkan Golkar seperti Real Madrid

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Nov 2014 14:40 WIB
"Kalau pelatihnya tidak bisa mengoptimalkan keahlian para pemainnya, klub tinggal menunggu mereka hengkang ke tim lain," kata Pengamat Politik Nico Harjanto.
Pengamat politik Nico Harjanto menilai Golkar diisi oleh politisi dengan nama besar. Namun, jika pemimpinnya tak bisa memaksimalkan potensi tersebut, maka mereka akan hengkang ke tim lain (Detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik Nico Harjanto dari Populi Center menilai Partai Golkar saat ini laiknya klub sepak bola Real Madrid di masa lalu. Materi pemainnya dihuni oleh bintang-bintang besar. "Tapi kalau pelatihnya tidak bisa mengoptimalkan keahlian para pemainnya, klub tinggal menunggu mereka hengkang ke tim lain," kata Nico di sela diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/11).

Golkar di mata Nico mengalami penurunan karena telah terjadi sentralisasi di pimpinan pusat. Jika dulunya Golkar lebih bermain cantik hingga ke level daerah, kini suara-suara itu tidak merata.

Desakan agar Aburizal Bakrie merelakan diri melepas jabatan Ketua Umum Partai Golkar kian besar. Prestasi Bos Bakrie Group selama memimpin partai beringin itu dipandang nihil. Bahkan selama kepemimpinannya pula, popularitas partai penguasa rezim Orde Baru itu dianggap kian merosot.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perpecahan pun kian meruncing di tubuh partai. Sejumlah kader jauh-jauh hari mendeklarasikan diri maju dalam bursa pencalonan Ketua Umum Golkar. Mereka mengklaim sebagai agen regenerasi kepemimpinan Golkar, meski tidak sedikit di antara mereka ada orang-orang lama.

Para pesaing Aburizal itu bahkan lantang menyuarakan agar segera dilakukan percepatan Musyawarah Nasional. Mereka tidak ingin pria yang akrab disapa Ical itu kembali mencalonkan diri memperpanjang kekuasaannya, mengingat sang petahana mengklaim telah mendapat dukungan dari Dewan Pimpinan Daerah tingkat I dan II.

Menanggapi terbelahnya kubu di partai beringin, regenerasi kepemimpinan pun dipandang sebagai satu-satunya jalan yang masuk akal. Jika Ical tetap memimpin, Golkar dipandang tinggal menunggu waktu untuk ambruk dengan sendirinya.

"Jika tidak (ada regenerasi), Golkar akan seperti Dinosaurus, gede tapi punah," kata Nico.

Bahkan, kata Nico, lumbung suara Golkar di Banten dan Pulau Jawa kini semakin melemah. "Artinya ada masalah dengan kepemimpinan di partai besar," ujarnya.

Nico mengatakan, derasnya dukungan yang diklaim kubu Ical tidak bisa disebut sebagai indikator prestasi sang petahana. Satu-satunya yang harus dijadikan evaluasi dari kepemimpinan Ical adalah soal prestasi.

Menanggapi kritik pedas terebut, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengaku bakal membenahi urusan internal di tubuh partainya. Rapat Pimpinan Nasional yang rencanya digelar 18-19 November di Yogyakarta akan dijadikan sebagai kesempatan memperkuat institusi partai.

"Rapimnas nanti kami akan lebih fokus memikirkan pembenahan mekanisme di dalam institusi kepartaian," kata Akbar di kesempatan yang sama.

Mantan Ketua Umum partai beringin itu pun tak menghalangi niat kader lain yang ingin menggantikan Ical. "Munculnya nama-nama baru anggap saja sesuatu yang alamiah," ujar Akbar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER