MUNAS GOLKAR

Pengamat: Jangan Bonsai Kader Muda Golkar

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Nov 2014 09:26 WIB
Absennya regenerasi kepemimpinan membuat Golkar tidak memiliki sosok yang mampu membawa partai beringin itu menuju masa keemasan di usia emasnya, 50 tahun.
Festival grafiti memperingati HUT Emas Partai Golkar di Monas, Jakarta, Minggu (9/11). Golkar bergolak menjelang pemilihan ketua umum pada musyawarah nasional Januari 2015(CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Regenerasi kepemimpinan Partai Golkar menjadi isu hangat yang dibawa ke meja diskusi bertema Golkar Baru di Restoran Horapa, Jakarta, Jumat (14/11). Pemangkasan kader yang dianggap kompeten demi mempertahankan jabatan adalah salah satu cara yang dianggap pengamat politik Emrus Sihombing sangat populer dalam Golkar.

Menurut Emrus, seorang pemimpin yang baik harus memiliki beberapa kriteria penting, salah satunya mempersiapkan pengganti jika kelak ia turun tahta. "Latih bawahan, beri pemahaman, dan tanamkan nilai-nilai baik. Persiapkan mereka untuk menggantikan posisi pemimpin," tutur Emrus.

Hal inilah yang dianggap Emrus absen dari tubuh Golkar. "Kalau Golkar beda. Ada kader yang bagus, pangkas. Semua dibonsai. Itu budaya negatif," kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emrus menyarankan Golkar untuk mengubah kebiasaan itu. "Kalau ada kader muda yang kompeten, jangan dibonsai. Berikan kesempatan karena anak muda itu lebih kreatif. Mereka bisa memajukan partai," ujarnya.

Naiknya kembali Aburizal Bakrie dalam bursa calon ketua umum Golkar pun menuai kontroversi. Beberapa kegagalan Ical, sapaan Aburizal, di masa kepemimpinannya disebut-sebut menjadi salah satu alasan mengapa ia dianggap tidak pantas duduk di kursi Golkar 1 lagi. Emrus menusulkan agar ketua umum Golkar selanjutnya diambil dari kader muda yang masih segar pemikirannya.

"Golkar harus keluarkan tokoh baru. Kalau tidak, Golkar akan jadi pecundang. Pemimpin tua yang sudah gagal itu tidak punya alasan untuk bertahan," kata Emrus.

Argumentasi tersebut disokong oleh beberapa fakta yang dijabarkan Emrus. Ical dianggap gagal mewujudkan tujuan partai. "Target legislatif 30 persen di Riau gagal. Target jadi calon presiden gagal. Turun target jadi calon wakil presiden juga gagal. Bahkan menjadi menteri senior juga gagal," ujarnya.

Emrus menganggap Golkar ibarat terkurung oleh banyak kepentingan, khususnya kepentingan bisnis Ical sang ketua umum. Maka, kata dia, kader muda dengan rekam jejak mumpuni bisa menjadi satu dari sekian banyak solusi efektif untuk memperbaiki Golkar. (Baca: Kalla Minta Ical Sadar Diri Hadapi Kenyataan)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER