Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menilai konflik yang terjadi antara Tentara Nasional Indonesia dengan Kepolisian Republik Indonesia merupakan masalah pribadi. Kalla menyesalkan tindakan polisi dan TNI yang mudah tersulut hanya karena persoalan sepele.
"Berawal dari masalah pribadi dan jadi masalah kesatuan. Kita harus lebih disiplin," ujar Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (20/11)
Pria kelahiran Makassar ini meminta TNI dan Polri mempelajari persoalan seperti ini agar tak kembali terjadi. Pimpinan TNI dan Polri dimnta menelusuri pemicu bentrok yang menelan satu korban jiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masalah ini awalnya hanya saling tersinggung," ujar Kalla.
Pria berusia 72 tahun ini menambahkan, kedua institusi juga harus legowo untuk saling mengoreksi.
Bentrok ini antara TNI dan Polri bermula dari perselisihan antara anggota Yonif-134 Tuah Sakti dengan personel Brimob. Dua anggota TNI bertemu dua anggota Brimob Polda Kepulauan Riau di sebuah kios bensin eceran jalan Trans Barelang, Kecamatan Sagulum, Batam, Rabu (19/11). Sempat terdengar bunyi tembakan dalam bentrok tersebut.
Pada 21 September lalu, bentrok kedua institusi ini juga terjadi. Empat anggota TNI terluka. Bentrok berawal dari penggrebekan lokasi penimbunan bahan bakar minyak selundupan oleh polisi. Anggota TNI yang ada di lokasi mengaku diminta menjaga keamanan lokasi penimbunan tanpa tahu bahwa barang yang dijaga adalah BBM ilegal. Anggota TNI terluka karena pantulan peluru yang ditembakan petugas kepolisian untuk membuka jalan.
"Ini masalah dari bawah, tidak perlu sampai evaluasi ke atas ( Kapolri) karena menurut saya yang di bawah dulu yang harus dievaluasi terlebih dahulu," kata Kalla.