Jakarta, CNN Indonesia -- Isu adanya tes keperawanan bagi para calon polisi wanita di Kepolisian Republik Indonesia menuai banyak kontroversi. Kabar itu berkembang dan meruncing akibat adanya pencantuman syarat keperawanan di sebuah situs infopendaftaranpolri.com.
“Adanya situs palsu polisi itu ibarat pisau yang meruncingkan polemik soal tes keperawanan,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Kepolisian Republik Indonesia, Kombes Pol Agus Rianto, kepada media.
Agus menyarankan, situs resmi rekrutmen polisi hanya tertera di penerimaan.polri.go.id. “Kalau yang palsu dari namanya saja sudah terkesan komersil,” katanya. Namun, ia akui bahwa polisi kerepotan lantaran terkecoh dengan situs jadi-jadian itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat beberapa perbedaan mendasar dari kedua situs tersebut. Salah satunya adalah kolom persyaratan. "Dapat dilihat kalau di situs resmi kami persyaratan tak ada syarat semacam itu, tapi di infopendaftaranpolri.com ada syarat tes keperawanan. Ini menyesatkan," kata Agus usai jumpa pers di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Jumat (21/11).
Selain itu, informasi kontak yang ada dalam situs palsu tersebut juga hanya menyertakan alamat email dan jejaring sosial Facebook. "Sementara dalam situs resmi kami tertera jelas Staf Sumber Daya Manusia Polri, Biro Pengendalian Personel Bag Diapers, Gedung TNCC Lantai 9 Mabes Polri, email resmi, dan situs rujukan," paparnya.
Untuk mengusut kasus ini, Agus mengaku bahwa Polri telah bekerja sama dengan Bareskrim. Langkah lebih lanjut juga sudah dipetakan.
"Ini perlu diperhatikan masyarakat. Jika ada konfirmasi dari situs atau email tersebut, tidak perlu ditanggapi karena informasinya cenderung menyesatkan," kata Agus menutup pembicaraan.