PERTEMUAN JOKOWI-GUBERNUR

Gubernur Keluhkan ke Jokowi Pemberitaan Korupsi

CNN Indonesia
Senin, 24 Nov 2014 13:53 WIB
Pemberitaan di media massa membuat gubernur kehilangan wibawa dan legitimasi. Menteri Dalam Negeri diminta turun tangan menerbitkan aturan.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (tengah) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) yang juga Ketua Pembina Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) pada Musyawarah Besar (Mubes) ke-10 KKSS di Makassar, Sulsel, Sabtu (1/11). (Antara/Yusran Uccang)
Bogor, CNN Indonesia -- Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) Syahrul Yasin Limpo mengakui kasus korupsi membuat kepala daerah kehilangan wibawa dan legitimiasi. Apalagi jika sebuah dugaan kasus telah diberitakan oleh media massa.

Hal ini dikeluhkan Gubernur Sulawesi Selatan itu kepada Presiden Joko Widodo dalam pertemuan informal para gubernur seluruh Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (24/11).

Semua pihak termasuk gubernur, menurut Syahrul, sepakat jangan ada celah dan ruang untuk korupsi dalam pemerintahan. Namun meski begitu, ada prosedur dan aturan yang jadi bagian serta berkaitan dengan penanganan sebuah kasus pemerintahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di depan Presiden, Syahrul mengeluhkan pemberitaan massif menjadi ganjalan tersendiri. Ini menurutnya, selalu jadi bahan pembicaraan dalam setiap pertemuan para gubernur.

"Ekspos media bisa membuat gubernur kehilangan legitimasi dan wibawa, padahal belum tentu itu menjadi persoalan," kata Syahrul.

Menurutnya, ada kesan para kepala daerah hanya tinggal menunggu giliran untuk untuk jadi tersangka korupsi. Akibatnya para gubernur kehilangan akselerasi untuk membangun terobosan-terobosan.

Para gubernur, ditegaskan Syahrul tidak takut dipenjara jika memang terbukti korupsi. Namun jika memang kasus belum sepenuhnya terbukti, gubernur juga butuh perlindungan.

Syahrul berharap ada aturan dari Menteri Dalam Negeri yang mengatur soal pemanggilan kepada daerah yang diduga terjerat korupsi. Misalnya harus melalui aparat pengawasan internal pemerintahan (APIP). "Kecuali yang ditangkap tangan," ujar Syahrul.

Hingga 2011 lalu, Kementerian Dalam Negeri mencatat ada 17 gubernur yang terjerat kasus. Jumlah ini belum termasuk nama Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan Gubernur Riau Rusli Zainal. Keduanya jadi tersangka dalam kasus korupsi pada 2013.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER