Jakarta, CNN Indonesia -- Kisruh seputar Musyawarah Nasional Partai Golkar yang mengagendakan pemilihan ketua umum, menjadi pusat perhatian sejumlah kalangan. Pengamat politik Universitas Indonesia Boni Hargens menilai konflik di Golkar terjadi lantaran Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie memaksakan kepentingan pribadinya di partai itu.
"Yang terjadi di Golkar adalah keputusan pribadi Aburizal Bakrie. Golkar seperti menjadi bagian dari Grup Bakrie," kata Boni kepada CNN Indonesia, Rabu (26/11).
Sikap Ical yang memaksakan kehendak dalam mempercepat Munas dan kemungkinan besar mengarahkan Munas ke proses aklamasi pemilihan ketua umum, dianggap Boni sebagai salah satu bentuk pembangkangan terhadap demokrasi di Golkar. Suara kader yang tidak menghendaki Ical kembali memimpin Golkar sama sekali tak didengar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pemilihan ketua umum dilakukan dengan aklamasi, mereka takut ditekan sama Ical," ujar Boni. (Baca:
Jusuf Kalla Minta Ical Sadar Diri Hadapi Kenyataan)
Ical, menurut Boni, tak akan berani jika pemilihan Ketua Umum Golkar dilakukan secara tertutup dan demokratis. Pasalnya bila cara itu dilakukan, Boni meyakini Ical hampir pasti tak bisa mendulang suara untuk kembali menduduki kursi pimpinan partai beringin.
"Tidak banyak yang mendukung Ical, apalagi di daerah. Banyak yang enggak suka sama Ical, tapi mereka enggak berani bicara secara terbuka," kata Boni.
Terkait rencana Munas di Bali akhir pekan ini, Boni mengatakan jika Munas masih digelar dengan mempertahankan ego Ical, maka kericuhan mungkin bakal tak terhindarkan. (Baca
Menkopolhukam: Kalau Munas Golkar di Hutan, Aman)
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Golkar Fadel Muhammad yang masuk ke kubu Ical membantah tudingan tersebut. Menurut Fadel yang kemarin menghadiri rapat tertutup dengan Ical di Bakrie Tower, faktanya memang Ical menguasai mayoritas suara di Golkar. “Dari 44 pemegang hak suara di Munas, yakni 34 Dewan Pimpinan Daerah dan 10 ormas sayap Golkar, 38 di antaranya ingin Ical maju menjadi ketua umum lagi,” ujar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu.
Rivalitas yang kian runcing di tubuh Golkar berujung bentrokan di depan kantor Dewan Pimpinan Pusat Golkar di Slipi, Jakarta Barat, Selasa kemarin (25/11). (Baca
AMPG Saling Serang di Kantor Golkar: Mana Parang?!)
Simak kisah jatuh-bangun Partai Golkar di
FOKUS: Umur Emas Partai Beringin