Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah penderita infeksi human immunodeficiency virus (HIV) di DKI Jakarta meningkat pada 2014 ini. Penyebab utamanya adalah hubungan seksual tanpa pengaman serta penggunaan jarum suntik.
Ketua Monitoring Evaluasi dan Pengembangan dari Komisi Penanggulangan HIV/AIDS DKI Jakarta, John Alubwaman mengatakan jumlah penderita HIV akibat berhubungan seks tanpa pengaman meningkat dari 38 persen menjadi 40 persen tahun 2014. (Baca juga:
Obat AIDS Buatan Indonesia Masih Mahal)
Sementara, jumlah penderita akibat penggunaan jarum suntik justru menurun dari 68 persen ke 40 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah tersebut berkontribusi terhadap 40 persen angka penyebaran HIV di Jakarta," kata dia saat ditemui usai jumpa pers Cegah dan Lindungi Diri, Keluarga dan Masyarakat dari HIV/AIDS dalam Rangka Perlindungan Hak Asasi Manusia di Lembaga Permasyarakatan (Lapas), Kamis (27/11).
Berdasarkan data KPAP DKI Jakarta, jumlah penderita HIV di DKI Jakarta mencapai 32.782 jiwa per September 2014. Sedangkan, jumlah pengidap AIDS tercatat 7.477 jiwa. Angka tersebut meningkat dari tahun 2013 di mana terdapat 24.807 kasus HIV dan 6.973 kasus AIDS di DKI Jakarta. (Baca juga:
Indonesia Punya Obat AIDS Buatan Dalam Negeri)
"Dari jumlah tersebut, penyebaran virus HIV melalui hubungan seksual dan jarum suntik memegang persentase paling tinggi," kata dia.
John juga mengatakan penderita HIV terbanyak pada tahun ini berasal dari kalangan ibu rumah tangga yang tertular dari suaminya.
"Suaminya melakukan hub seks tanpa kondom dengan penderita HIV/AIDS dan menularkan kepada isterinya," ujar dia.
Sementara itu, Rohana Manggala selaku Sekretaris KPAP DKI Jakarta mengatakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran virus HIV/AIDS adalah dengan menggencarkan penggunaan kondom bagi pelaku seks.
Namun, masih tingginya angka pengidap membuktikan adanya paradigma negatif dari masyarakat mengenai penggunaan kondom saat berhubungan seksual. "Tidak ada cara lain mengurangi penyebaran HIV/AIDS selain berhubungan seks dengan kondom," ujar dia.
Rohana kemudian mengatakan peran aktif dari masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan untuk menekan penyebaran virus HIV/AIDS di Jakarta. Terlebih, tahun ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat persebaran virus HIV/AIDS tercepat sewilayah Asia Tenggara.