Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengalokasikan dana tanggap darurat untuk penanggulangan bencana banjir di DKI Jakarta sebesar Rp 8 miliar. Dana tersebut utamanya digunakan untuk modifikasi cuaca dan penanganan pengungsi banjir.
Dibandingkan dengan tahun lalu, dana siap pakai tersebut mengalami penurunan sekitar 50 persen. Pada 2013, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengalokasikan sebesar Rp 15,4 miliar untuk antisipasi banjir Jakarta.
Pihak BNPB mengatakan menurunnya dana tanggap darurat untuk banjir Jakarta disebabkan oleh meningkatnya kasus kebakaran hutan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah mengeluarkan banyak dana untuk melakukan pemadaman hutan di Riau. Kalau kurang bisa minta ke Kementerian Keuangan,"kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada CNN Indonesia, pada Jumat (28/11).
Sutopo mengatakan selama ini penanganan banjir yang terjadi pada akhir tahun cukup menyulitkan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta (BPBD) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
"Seringkali dana tidak ada. Makanya kami bantu alokasikan dana," kata dia.
Namun, pihaknya mengimbau Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, untuk segera mengeluarkan surat pernyataan Siaga Darurat Banjir demi memudahkan administrasi pemberian bantuan dana siap pakai tersebut.
"Jika tidak ada surat siaga darurat, BNPB tidak bisa memberikan bantuan. Dana ini nantinya bisa jadi temuan BPK," kata dia.
Sutopo mengatakan dana siap pakai tersebut bisa digunakan untuk modifikasi cuaca, bantuan logistik, persediaan peralatan serta pengerahan personil Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Berdasarkan data BNPB, modifikasi cuaca ampuh mengurangi hujan mencapai 32 persen. Modifikasi cuaca dilakukan dengan menjatuhkan awan-awan yang masuk wilayah Jakarta ke laut.