POLLYCARPUS BEBAS

Kematian Munir Masih Menyisakan Misteri

CNN Indonesia
Minggu, 30 Nov 2014 17:23 WIB
Aktivis Munir diketahui meninggal karena dibunuh dalam perjalanan ke Belanda, dan hingga kini masih banyak kejanggalan yang belum terungkap.
Seorang wartawan berdiri di depan poster Munir di kantor Kontras, Jakarta, Minggu, 30 November 2014. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tewasnya aktivis HAM, Munir 10 tahun silam hingga kini belum menunjukan proses hukum yang jelas. Munir tewas di maskapai komersil Garuda Indonesia saat terbang menuju Amsterdam, Belanda. KontraS meyakini novum yang diajukan terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto terbantahkan.

Lepas landas dari bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Changi, Singapura tidak memakan waktu lama. Namun KontraS menyoroti kronologi kejadian sakit yang menimpa Munir.

Novum Pollycarpus sebelumnya sudah pernah dijadikan materi hukum pada sidang di Pengadilan Kasasi. Sesuai pernyataan Deputi Strategi dan Mobilisasi KontraS Chrisbiantoro, novum itupun tidak bisa dikatakan sebagai bukti baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya Mahkamah Agung besikap acuh tak acuh akan hal ini dan belum pernah diberlakukannya olah TKP di bandara Changi.

Berdasarkan keterangan para saksi waktu itu, bandara Changi menjadi lokasi krusial di mana eksekusi keracunan Munir terjadi.

"Munir itu sudah sakit sejak tiba di Changi. Dia meminum jus jeruk saat menuju Singapura dari Jakarta yang disediakan oleh pramugari bernama Yeti Susmiarti," jelas Chrisbiantoro.

Setelah meminum jus jeruk, sang pramugari menawarkan pilihan makanan, Munir memilih mie goreng. Makanan ataupun minuman yang dikonsumsinya pada saat itu telah mengandung senyawa arsenik.

Setibanya di Singapura, KontraS menjelaskan kala itu Munir sudah mengeluh sakit, bukan seperti yang diberitakan bahwa ia baru jatuh sakit saat melakukan perjalanan ke Belanda.

"Eksekusi keracunan Munir yang selama ini diajukan adalah pesawat Garuda menuju Belanda sebagai TKP, nyatanya ia sudah keracunan sebelum naik pesawat itu," lanjut Chrisbiantoro.

Memang benar adanya reaksi racun baru terasa parah saat Munir terbang menuju Belanda, di mana Pollycarpus sudah tidak lagi berada satu pesawat dengannya.

Pollycarpus yang kala itu menjadi pilot maskapai Garuda Indonesia yang dinaiki Munir dari Jakarta menuju Singapura, telah berpindah pesawat saat tiba di Changi. Dengan kata lain, ia berada di tempat yang sama ketika Munir diracuni.

Chrisbiantro juga menambahkan, jejak-jejak kematian Munir hingga kini masih menyisakan sejumlah keganjalan.

"Bayangkan, bandara secanggih Changi yang memiliki 29 CCTV, kala itu yang menyala hanya dua saja. Itu pun tidak bisa diakses," ujarnya.

Tak hanya itu, Chrisbiantoro memaparkan, beberapa saat setelah Munir dinyatakan meninggal dunia, sejumlah pramugari ditelepon pihak kepolisian untuk menyamakan persepsi mengenai kasus tersebut.

"Ini sebetulnya ada apa? Dengan bebasnya Polly, semakin mempersulit penyelesaian kasus Munir," tutup Chrisbiantoro.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER