Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo enggan menanggapi soal beredarnya rekaman suara Nurdin Halid tengah memimpin rapat mempersiapkan skenario memenangkan Ketum Golkar Aburizal Bakrie di Munas Bali.
"Kami di Sulawesi Selatan selalu bersuara berbeda. Suara kita lebih pada substansi materi munas, bukan orangnya yang penting," tutur Syahrul.
Hal itu diungkapkan Syahrul seusai menghadiri pembukaan acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) 2014 bertajuk 'Peningkatan Transparansi dan Partisipasi Publik dalam Pencegahan Korupsi' di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (2/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang juga menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan itu berpandangan, prioritasnya saat ini adalah capaian partai berlambang beringin itu pada 2015 mendatang bisa lebih besar.
"Tahun 2015 Golkar bisa lebih besar dan memenangkan pemilu yang akan datang. Di situ konsistensi kita," kata dia.
Oleh sebab itu, lanjut Syahrul, partai perlu memperbaiki sistem. "Ada sistem yang harus dibenahi. ARB (Abu Rizal Bakrie) maju lagi itu bukan jadi persoalan, tapi sistem yang diperbaiki dan dikembangkan," ujar Syahrul.
Sementara itu siang ini Tim Penyelamat Partai Golkar (TPPG) melakukan pertemuan tertutup di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta. Pertemuan kubu Agung Laksono itu akan membicarakan langkah selanjutnya yang akan mereka ambil menanggapi diselenggarakannya Musyawarah Nasional IX di Bali sejak Ahad (30/11) lalu.
Salah satunya adalah untuk melayangkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara untuk menolak penyelenggaraan dan hasil dari Munas Bali dengan mengantongi bukti rekaman
pembicaraan Ketua Steering Committee Nurdin Halid dengan para pemilik suara di tingkat dewan pimpinan daerah.