Jakarta, CNN Indonesia -- Pengelola taksi Express, PT Express Transindo Utama Tbk berjanji akan membantu kepolisian mengungkap kasus perampokan di dalam armada taksi berwarna putih. Pengelola menyatakan taksi bernomor pintu DP 8015 seperti yang dimaksud korban perampokan, tidak beredar di rute yang ditempuh korban.
General Manager Operational Express Group Sutiarto menduga, ada tindakan kriminal yang menyalahgunakan unit taksi berwarna putih yang mirip dengan armada Taksi Express.
Dalam keterangan tertulisnya, Sutiarto mengatakan, Express Group telah dipanggil polisi untuk untuk dimintai keterangan serta dipertemukan dengan korban perampokan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan dengan korban itu diketahui terdapat perbedaan signifikan antara ciri-ciri pengemudi dan bentuk fisik unit taksi yang dimaksud oleh korban.
Selain itu, dalam catatan perjalanan unit taksi tersebut diketahui taksi Express dengan nomor pintu tersebut tidak beredar di rute yang ditempuh korban.
“Saat ini kami bersama Kepolisian sedang mengumpulkan fakta dan data terkait kasus ini," kata Sutiarto. Ia mengakui kejadian ini merugikan reputasi taksi Express sebagai salah satu penyedia layanan transportasi.
"Kami juga sudah menghubungi pihak korban untuk memastikan kronologis kejadian untuk memastikan peristiwa yang sebenarnya," ujarnya.
PT Express Transindo Utama Tbk, kata Sutiarto selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendorong para pengemudinya untuk mencapai potensi penuh mereka dan menumbuhkan nilai bersama-sama. Salah satu nilai inti yang selalu dipegang erat adalah perhatian dan peduli terhadap konsumen (Care and concern about our customers).
Sutiarto berjanji akan memberikan informasi perkembangan terbaru kepada publik, apabila sudah menemukan titik terang untuk pemecahan kasus ini.
“Kami akan terus melakukan tindakan proaktif untuk dapat menjerat pelaku kriminal ini," katanya.
Sutiarto menegaskan, dalam taksi Express ada sekat pengaman antara bagasi dengan kursi belakang yang dirancang secara permanen. Dengan begitu tidak mungkin aksi perampokan terjadi dengan mengunakan modus bersembunyi didalam bagasi.
Korban perampokan adalah seorang karyawati berinisial RW (27). Ia dirampok di dalam taksi putih di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Jumat (28/11) malam. Salah seorang pelaku bersembunyi di dalam bagasi belakang sebelum masuk dan mengancam korban. RW harus merelakan uang sebesar Rp2 juta dan dua unit ponselnya yang dibawa kabur pelaku.
Korban lain perampokan dalam taksi adalah RP (30), seorang karyawati yang mengalami perampokan di kawasan SCBD, Jakarta Selatan sekitar pukul 19.30 WIB, Senin (1/12).
Pelaku berhasil membawa kabur ponsel, laptop, perhiasan dan uang di dalam ATM korban. Pelaku sempat mencekik korban memaksanya memberikan pin ATM dan menguras isi ATM korban di sebuah minimarket.