Nusa Dua, CNN Indonesia -- Penutupan Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Kamis (4/12), tak dihadiri seluruh petinggi partai anggota Koalisi Merah Putih. Partai Amanat Nasional tak mengirim satupun perwakilannya. Demikian pula Demokrat yang merupakan sahabat KMP meski tak resmi bergabung dengan koalisi itu.
Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan pagi tadi mengatakan berencana menghadiri penutupan Munas Golkar, meski partai beringin dalam munas mereka menyatakan penolakannya terhadap Perppu Pilkada yang dikeluarkan Susilo Bambang Yudhoyono di akhir masa pemerintahannya. (Baca:
Golkar Tolak Perppu Pilkada, Demokrat Siap Tarung)
Ucapan Syarif itu dibenarkan oleh Bendahara Umum Partai Demokrat Bambang Soesatyo. Menurut Bambang, Syarif sesungguhnya sudah tiba di Pulau Dewata. Namun ada musibah menimpa keluarganya sehingga ia harus segera kembali ke ibu kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pak Syarif sudah mendarat di Bali, tapi langsung pergi lagi ke Jakarta karena dapat kabar ada keluarganya kecelakaan,” kata Bambang di Hotel Westin, Nusa Dua, usai rangkaian acara penutupan Munas.
Sementara soal ketidakhadiran Partai Amanat Nasional, Bambang menyatakan persoalannya terletak pada Golkar yang mengirim undangan penutupan Munas secara mendadak. Undangan baru sampai semalam, Rabu (3/12), sedangkan agenda para petinggi PAN amat padat.
“Semula kami tidak berniat mengundang (KMP pada penutupan Munas), tapi mendadak undangan dibuat dan baru sampai semalam. Mereka semua (pengurus PAN) sudah ada acara, tidak bisa datang,” kata Bambang.
Meski tak hadir di penutupan Munas, Demokrat dan PAN menghadiri pembukaan Munas, Minggu (30/11). PAN bahkan ketika itu mengirim banyak petingginya, yaitu Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Sekjen PAN Taufik Kurniawan, dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat PAN Tjatur Sapto Edy.