Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menyatakan keseriusannya untuk memerangi narkoba. Salah satunya dengan tidak ada ruang kompromi bagi para bandar narkoba untuk mendapatkan grasi.
anggota Komisi III DPR RI Aboe Bakar Alhabsy menganggap, apa yang dilakukan Jokowi menjadi loncatan besar bagi perlindungan generasi di Indonesia. Namun, apakah akan benar dilaksanakan atau tidak, semua akan terlihat terang setelah Jokowi benar-benar melakukannya.
"Bukan saya saja yang menunggu, tapi semua masyarakat akan mengapresiasi jika benar ini dilakukan," kata Aboe kepada CNN Indonesia, Minggu (7/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun dari pengembangan kasus Badan Narkotika Nasional (BNN), jeruji besi dan vonis mati bukan penghalang untuk mengedarkan barang haram tersebut, tapi ketegasan pemerintah akan memberikan efek jera yang sangat mumpuni.
"Ada 77 orang kalau tidak salah yang divonis mati, tapi baru enam orang dieksekusi. Pemerintah lalu elah berani eksekusi pembom Bali, nyali pemerintah sekarang harus lebih besar. Kerusakan yang ditimbulkan para bandar jauh lebih besar," tegasnya.
Menurut data yang ia dapatkan, jika sebelumnya ada 4,3 juta pengguna saat ini telah bertambah menjadi 5,8 juta pengguna. Bila sebelumnya ada 40 orang mati akibat narkoba, saat in meningkat menjadi 50 orang setiap harinya. Hal itu belum termasuk ekses yang ditimbulkan dari pengguna narkoba, mulai dari kecelakaan, kejahatan ataupun persoalan rumah tangga.
"Aksi pemerintah sangat ditunggu," tegas politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.