Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Djarot Syaiful Hidayat mengatakan dirinya sangat cocok secara pemikiran Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. “Saya dan Pak Basuki punya kesamaan,” kata Djarot saat diwawancarai secara khusus oleh CNN Indonesia di kediamannya, Sabtu pekan lalu.
Menurut Djarot ia dan Ahok memiliki pandangan yang sama dalam melihat permasalahan seperti apa birokrasi itu sebenarnya. Pertama, kata Djarot, Ahok dan dirinya sepakat kalau birokrasi haruslah mampu untuk melayani. “Bukan untuk dilayani,” katanya.
Selain soal melayani, birokrasi juga seharusnya pro aktif, kreatif, dan inovatif. Jangan hanya bisa kasih laporan yang baik saja. “No! itu tak boleh,” kata Djarot.
Sementara itu, lanjut Djarot, sebagai pemimpin ia dan Ahok juga sama-sama tak suka dengan laporan yang terpoles baik. Sehingga apabila membutuhkan penanganan darurat atau serius, bisa cepat terdeteksi. “Terpenting dari semua, birokrasi itu harus 24 jam, kapan pun harus cepat tanggap,” katanya. Sebab persoalan itu ada di masyarakat dan itu ada selama 24 jam.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot sadar masih banyak yang harus ia ubah dan sesuaikan. Kecepatan birokrasi menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah upaya pelayanan publik pemerintahan.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akhirnya memilih Djarot Syaiful Hidayat sebagai pendampingnya untuk mengurus ibu kota. Menariknya berdasarkan keterangan Djarot, pada suatu hari, Basuki pernah menghubunginya untuk memintanya sebagai wakilnya. Padahal saat itu masih jauh dari pemilihan wagub. “Saat itu awal 2014, Pak Ahok masih menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta. Bahkan ramai pemilihan umumlegislatif pun belum berakhir,” katanya.