Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan akan mengevaluasi pendekatan yang selama ini dilakukan pada wilayah Papua. Papua adalah salah satu titik kritis yang harus ditangani secara berbeda.
Setelah insiden bentrokan antara warga melawan petugas keamanan terjadi di Kabupaten Paniai, Papua, Senin (8/12) kemarin, Ryamizard langsung berembuk dengan Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdijatno.
"Kami akan melihat (pendekatan) mana yang terbaik," kata Ryamizard usai upacara pengangkatan dirinya menjadi warga kehormatan Korps Marinir, Selasa (9/12) di Markas Marinir, Cilandak,Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu menyebut ada dua titik kritis di Indonesia saat ini yakni Papua dan Poso. Untuk dua wilayah ini, negara menurut Ryamizard harus memberikan pola penanganan yang berbeda.
Jika di Papua kerap terjadi bentrokan warga serta ganguan keamanan oleh kelompok bersenjata, di Poso masih sering terjadi aksi terorisme. Bahkan gembong teroris Santoso asal Poso belum tertangkap hingga kini.
Bentorkan terakhir di Papua terjadi kemarin di Paniai. Empat orang tewas tertembak dan belasan lainnya terluka.
Menkopolhukam Tedjo Edhi Purdijatno menilai, bentrokan terjadi akibat kesalahpahaman di lapangan. "Massa menyerang kantor Polsek dan Koramil sebagai bentuk pembalasan," kata Tedjo yang juga hadir di Cilandak.
Saat itulah terdengar suara letusan dan empat warga meregang nyawa. Saat ini tim Mabes Polri masih melakukan investigasi di lapangan.
Soal pendekatan pada Papua, Tedjo berjanji negara akan fokus pada peningkatan kesejahteraan. Menurutnya, Presiden sudah menginstruksikan bahwa dalam periode pemerintahannya saat ini, pembangunan Indonesia diarahkan ke wilayah timur, salah satunya Papua.
Meski mengedepankan pembangunan infrakstruktur, Tedjo menyebut sumber daya manusia, pendidikan dan kesehatan sebagai elemen penting yang harus ditingkatkan.