Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan membantah tuduhan bahwa dirinya melarang adanya kegiatan doa di sekolahan. Hal tersebut dia sampaikan menyusul adanya protes dari publik mengenai pernyataannya tentang revisi doa di sekolah.
"Tidak benar mau melarang. Masa saya melarang doa. Ada-ada saja," kata Anies menjelaskan melalui pernyataan kepada CNN Indonesia, Rabu (10/12).
Anies mengatakan saat ini pihaknya sedang fokus untuk membenahi Kurikulum 2013 yang dinilai masih banyak persoalan. Pernyataannya mengenai doa di sekolah tersebut, katanya, telah disalahtafsirkan oleh pihak tertentu.
Kemendikbud, katanya, justru ingin mendorong suasana belajar yang mencerminkan tujuan pendidikan nasional, yakni anak-anak beriman, bertakwa dan cinta tanah air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kunjungannya ke Yogyakarta pada Selasa (9/12) kemarin, Anies sempat menyampaikan pihak Kemendikbud sedang mengkaji beberapa hal rutin untuk dibiasakan pada peserta didik.
Hal tersebut diantaranya membaca buku bersama, menyanyikan lagu cinta tanah air, berdoa, melakukan piket kelas, olahraga dan rutinitas mendidik lainnya yang baik. "Ini bertujuan membentuk kebiasan baik untuk anak didik sejak dini," katanya.
Sementara itu, dalam persoalan doa, Anies juga menghendaki agar kegiatan sekolah memulai hari pelajaran dengan membaca doa dan menutup pelajaran dengan berdoa.
"Adapun isi doanya sedang kami konsultasikan ke Kementerian Agama. Kami menunggu tindak lanjut dan rekomendasi Kementerian Agama," kata Anies.
Konsultasi isi doa tersebut, kata Anies, lebih bersifat mencari doa nasional yang bisa mewakili kepentingan seluruh siswa dari pemeluk agama yang berbeda. Rencananya pihak Kemendikbud juga akan membuat peraturan menteri mengenai kewajiban membaca doa bersama tersebut.
Sebelumnya, Yusuf Mansur menyerang pernyataan Anies Baswedan mengenai revisi doa bersama di sekolah. Dalam akun twitternya @yusuf_Mansur mengatakan revisi doa tersebut merupakan bentuk upaya pemaksaan praktik agama.
"Tapi barusan saya dengar kalimat jahat banget yang menganggap bahwa ini adalah upaya pemaksaan praktik agama. Yaaa Allah....," kata Mansur dalam akun Twitter-nya.