Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi tenang kantor Dewan Pimpinan Partai Golongan Karya Rabu sore (10/12) tiba-tiba saja menegang ketika seorang kader Partai Golkar dari kubu Aburizal Bakrie (Ical) mendatangi kantor DPP Partai Golkar. Orang tersebut adalah MS Hidayat, Ketua Harian Partai Golkar versi Aburizal Bakrie.
Dia datang untuk menemui Yorrys Raweyai, Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Agung Laksono. Hidayat sempat tidak diperkenankan masuk oleh para penjaga di gerbang kantor DPP Partai Golkar karena dia berasal dari kubu Aburizal Bakrie.
Namun tiba-tiba sosok Yorrys Raweyai keluar dari kantor DPP Partai Golkar dan meminta penjaga membuka pintu dan mempersilakan mobil yang ditumpangi MS Hidayat untuk masuk. "Pak Hidayat itu," kata Yorrys pada orang-orang yang berjaga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah turun dari mobilnya, MS Hidayat langsung mendapatkan pelukan hangat dari Yorrys dengan mimik wajah berseri-seri.
"Gua kira masih jauh ternyata sudah di depan. Makanya gua langsung turun," ujar Yorrys sambil berjalan menuju arah kantor DPP Partai Golkar.
Saat ditanya dalam rangka apa dirinya datang ke kantor DPP Partai Golkar, dia hanya menjawab ingin berbincang dengan Yorrys. "Berbincang saja dengan kawan lama," ujar Hidayat.
Saat itu semua perhatian mengarah pada sosok MS Hidayat, bahkan seorang Yorrys pun seolah tidak ada di sampingnya. Awak media menanyakan perihal apakah ada peluang untuk islah antara kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono, MS Hidayat hanya tersenyum manis.
"Tadi kami hanya berbincang lewat telepon tapi Yorrys meminta untuk bertemu langsung makanya saya datang," kata MS Hidayat. "Nanti kita ngobrol lagi setelah saya berbincang dengan Yorrys ya."
Sosok MS Hidayat memang tidak asing dengan kubu Agung Laksono. Dirinya sempat menentang kepemimpinan Aburizal Bakrie dan pernah mendeklarasikan untuk maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar. Namun di tengah gerak-gerik MS Hidayat mulai berubah.
Dirinya tidak menandatangi pernyataan sikap Dewan Pertimbangan Partai Golkar yang saat itu meminta Musyawarah Nasional Golkar di Bali diundur. Dia juga tiba-tiba hadir di Bali untuk mengikuti jalannya Munas yang diselenggaran kubu Aburizal tersebut.
Bahkan saat di Bali dia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dan berbalik mendukung Aburizal Bakrie. Dia pun secara mengejutkan menerima jabatan Ketua Harian Partai Golkar versi Aburizal Bakrie.
Hal tersebut menjadikan sebuah pertanyaan, apa yang dilakukannya di kantor DPP Partai Golkar yang saat ini dikuasai oleh kubu Agung Laksono. Mediasi islah, Pak Hidayat?