Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membuatkan lokasi khusus bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan IRTI Monumen Nasional (Monas) hampir rampung. Tempat yang diberi nama Lenggang Jakarta itu diharapkan sudah bisa ditempati bulan ini.
"Pokoknya bulan ini harus isi aja," ujar Gubernur DKI Jakarta,
Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota Jakarta, kemarin.
Menurut Ahok, demikian panggilan akrab gubernur, selama ini proses penempatan tak kunjung dilaksanakan hingga kini lantaran kuota yang belum menentu. Menurut data pemerintah, seharusnya hanya ada 339 PKL yang terdaftar mendapatkan kios. Namun, sekarang jumlah menggelembung hingga 800 sampai 900 PKL. (Baca juga:
Tiga Resep Konfusius Jadi Pedoman Ahok Pimpin Jakarta)
"Satu keluarga tuh kadang punya tiga (kios). Makanya udah kami perketat. Makanya begitu pake ID card PKL akan ketahuan," kata
Ahok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Bupati Belitung Timur ini beranggapan data ganda tersebut tidak adil. "Enggak boleh dong. Masa anak istri (juga) dapet? Kan itu kan inkubator. Menolong orang PKL supaya bisa naik kelasnya," tegasnya.
Berbicara masalah kualitas makanan, Ahok mengaku tak khawatir. Lantaran sudah ada pelatihan dari PT Rekso Group yang merupakan penggagas proyek corporate social responsibility untuk para PKL Monas.
"Biasanya kan orang CSR ngasih barang. Kami enggak mau lagi terima barang. Kami mau perusahaan yang mau memberi CSR wajib ngelatih orang selama lima tahun, baru gue mau terima barang elo," kata Ahok.
PKL di lingkungan wisata Monas memang kerap menimbulkan permasalahan. Sesering apapun razia dilakukan para pengail rezeki itu tetap kembali berjualan. Pemerintah Provinsi DKI Jakrata berharap setelah adanya tempat khusus bagi mereka, lingkungan wisata yang berada tepat di jantung ibu kota itu bisa jadi lebih tertata.