SURVEI POLITIK

Hendrawan PDIP: Survei Jokowi Ungguli Mega Tak Logis

CNN Indonesia
Selasa, 16 Des 2014 09:10 WIB
Konteks survei Cyrus Network yang menempatkan Jokowi pantas memimpin PDIP dinilai tak tepat, sebab justru Jokowi yang mencalonkan Mega lagi sebagai ketua umum.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (GettyImages/Dimas Ardian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menilai survei yang dilakukan Cyrus Network soal regenerasi kepemimpinan dalam partai politik tak logis, khususnya untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Menurut Hendrawan, survei tersebut seharusnya tak perlu dilakukan karena PDIP sudah solid mendukung Megawati sebagai ketua umum secara aklamasi. Dengan demikian, ujar Hendrawan, besarnya dukungan publik terhadap Presiden Joko Widodo untuk memimpin PDIP dibanding kepada Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP saat ini tidak memperlihatkan kenyataan sebenarnya. 

"Survei itu tidak perlu dilakukan karena sudah ada keputusan Rapat Kerja Nasional PDIP Oktober lalu di mana seluruh Dewan Pimpinan Daerah PDIP mengusulkan Megawati menjadi ketua umum kembali," kata Hendrawan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal serupa disampaikan politikus PDIP lainnya, Masinton Pasaribu. Ia mengatakan survei dilakukan tanpa melihat dan mengukur dinamika internal partainya. Masinton mengingatkan, Jokowi justru orang pertama yang mencetuskan pencalonan kembali Megawati sebagai calon ketua umum pada Rakeras PDIP.

"Justru Pak Jokowi yang paling awal mencalonkan Mega. Bu Mega juga terkejut saat itu," kata Masinton. Usulan Jokowi tersebut lalu direspons positif oleh seluruh pengurus DPD dan Dewan Pimpinan Cabang PDIP yang kemudian secara aklamasi mengajukan dan mencalonkan Megawati sebagai ketua umum.

CEO Cyrus Network Hasan Nasbi mengatakan, sebagaian besar pendukung PDIP mulai melihat regenerasi di tubuh partai banteng tersebut penting. Hal tersebut terlihat dari dukungan mereka kepada Jokowi sebesar 28 persen, Megawati sebesar 23 persen, dan Puan Maharani 17 persen. Survei digelar pada 1-7 Desember terhadap 1.220 responden di 122 desa dari 33 provinsi di Indonesia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER