Jakarta, CNN Indonesia -- Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch Febri Hendri menyarankan agar Kurikulum 2013 dihentikan saja.
"Motif dibuatnya Kurikulum 2013 adalah korupsi. Tujuan utamanya supaya banyak pemasukan dari pengadaan buku," kata Febri.
ICW menyarankan agar pemerintah jangan terlalu fokus pada kurikulum, melainkan pada guru. "Harusnya pengadaan buku itu difokuskan untuk peningkatan mutu guru," kata Febri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, anggaran 2013 telah dikucurkan untuk pelatihan guru. "Ada dua juta guru yang telah dilatih untuk pelaksanaan Kurikulum 2013," kata Inspektur Jenderal Kemendikbud Haryono Umar.
Namun kemudian penerapan Kurikulum 2013 dihentikan di beberapa sekolah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. "Sejauh ini kami audit implementasinya. Ternyata masih banyak guru yang belum dilatih dan kekurangan buku," kata Umar.
Sebelumnya, Menteri Anies memutuskan untuk menghentikan penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 selanjutnya akan diperbaiki dan dikembangkan melalui sekolah-sekolah yang sejak Juli 2013 telah menerapkannya. Sementara bagi sekolah yang baru satu semester menerapkan Kurikulum 2013 atau belum siap menerapkannya, boleh kembali menggunakan Kurikulum 2006.
“Proses penyempurnaan Kurikulum 2013 tidak berhenti, akan diperbaiki dan dikembangkan, serta dilaksanakan di sekolah-sekolah percontohan yang selama ini telah menggunakan Kurikulum 2013 selama tiga semester terakhir,” kata Anies.
Kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 lalu. Penerapannya dilakukan di 6.221 sekolah di 295 kabupaten/kota yang terdiri dari 2.598 sekolah dasar, 1.437 sekolah menengah pertama, 1.165 sekolah menengah atas, dan 1.021 sekolah menengah kejuruan.