Jakarta, CNN Indonesia -- Berdasarkan pemeriksaan terhadap 12 warga Indonesia yang diamankan Kepolisian Diraja Malaysia, sejauh ini belum ditemukan tanda-tanda keterlibatan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Data kami sudah miliki, belum bisa kami sampaikan saat ini. Tapi simbol ISIS tidak ditemukan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Agus Rianto di kantornya, Jakarta, Rabu (17/12).
Dia menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan dan informasi yang didapatkan dari penyidik Kepolisian Malaysia, mereka diduga terkait dengan sebuah jaringan yang bergerak di Turki. Namun, belum bisa dipastikan jaringan mana yang dimaksud.
"Info itu dari penyidik kami sudah dapat tapi perlu didalami lagi," ujar Agus. "Untuk pencegahan kalau sesuai info ke Turki, bergabung ke salah satu kelompok, patut kita waspadai."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk status para warga tersebut, menurut Agus, saat ini masih dimintai keterangan. "Belum tahap penyelidikan."
Belasan warga Indonesia yang dimaksud adalah tiga orang laki-laki, empat orang perempuan, dan lima orang anak yang diamankan di Bandar Udara Kuala Lumpur, Malaysia. Mereka berencana untuk bepergian ke Suriah.
Karena mereka bertujuan untuk pergi ke Suriah, muncul dugaan keterlibatan mereka dengan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang ditenggarai kerap merekrut anggota dari berbagai negara.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyebutkan, hingga tahun ini sekitar 300 WNI telah bergabung dengan ISIS. Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa berusia 17 hingga 25 tahun.