Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyatakan kunci kesuksesan pendidikan bukan terletak pada kurikulum, melainkan pada gurunya. Ini yang jadi alasan Anies merevisi Kurikulum 2013 dan menerapkan kembali Kurikulum 2006.
"Maka dari itu kami tetap gunakan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Buku dipersiapkan, sekolah disiapkan, lalu secara bertahap kami lakukan perbaikan," kata Anies saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (18/12).
Anies mengibaratkan, jika sekolah itu latihan memanah, busur itu adalah kurikulum. "Sekarang ini kita seperti menembak (memanah) dengan busur tetapi terus meleset, yang kita ganti busurnya terus," kata mantan Rektor Universitas Paramidana itu. Sementara guru selaku pemanah tidak pernah dilatih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies menegaskan saat ini ia akan lebih berfokus pada peningkatan kualitas guru untuk lima tahun ke depan. Caranya adalah dengan peningkatan metode mengajar dan profesionalitas guru. "Akan kami lakukan ke tiap unit sekolah," ujarnya.
Kurikulum 2013 yang diterapkan menteri sebelumnya diputuskan Anies untuk direvisi. Saat ini hanya sekolah percontohan saja yang menerapkan kurikulum 2013. Sekolah percontohan ini adalah sekolah yang sudah lebih dari tiga semester menerapkan Kurikulum 2013. Jumlahnya sekitar 6.000 sekolah.
Sementara untuk sekolah lain, Anies mengimbau untuk kembali ke Kurikulum 2006. Revisi dilakukan karena persiapan Kurikulum 2013 dinilai belum maksimal.