PENCURIAN IKAN

TNI Tak Punya Cukup BBM untuk Kejar Pencuri Ikan

CNN Indonesia
Senin, 22 Des 2014 19:07 WIB
Biaya sekali melaut kapal jenis fregat sebesar Rp 900 juta. Kadang kapal milik TNI juga kalah cepat dengan kapal ikan asing.
Sebuah pesawat milik TNI AL melintas di atas dua kapal ikan ilegal berbendera Papua Nugini yang ditenggelamkan personel Lantamal IX Ambon di Perairan Teluk Ambon, Maluku, Minggu (21/12). (Antara/Izaac Mulyawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui TNI tak punya cukup uang membeli bahan bakar kapal untuk mencegah pencurian ikan. Untuk sekali operasi kapal perang milik TNI Angkatan Laut dibutuhkan minimal Rp 900 juta.

"Kendalanya bahan bakar, ini persoalan yang selalu dirasakan TNI AL," kata Moeldoko sebelum memimpin Rapat Pimpinan TNI Tahun Anggaran 2015 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (22/12).

Anggaran yang ada saat ini tak sebanding dengan luas kawasan perairan Indonesia. Biaya operasi Rp 900 juta untuk sekali operasi pun hanya bisa menjangkau kawasan zona ekonomi eksklusif (ZEE).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Moeldoko menuturkan, kendala ini berkaitan erat dengan luas perairan Indonesia. Sekali operasi, kapal fregat menghabiskan Rp 900 juta, tapi baru sampai di ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif). Jika di luar ZEE, Moeldoko mengaku kewalahan.

Bukan hanya faktor bahan bakar, menurut Moeldoko, kapal-kapal TNI AL juga kadang tak bisa mengimbangi kecepatan kapal-kapal asing pencuri ikan. Meski hanya sebuah kapal ikan, kapal-kapal milik asing tersebut dilengkapi dengan radar dan punya kecepatan tinggi. "Tidak seperti yang kita bayangkan, saat ada laporan, saat itu juga ditindak," katanya.

Moeldoko menampik bila TNI disebut pilih kasih dan lamban dalam melakukan tindakan represif kepada kapal pencuri ikan. Ada aturan internasional yang tak bisa diabaikan begitu saja saat berhadapan dengan warga negara asing, Misalnya, ia mencontohkan, pesawat tempur tak bisa begitu saja memuntahkan misil. "Kami bukannya tidak berani tapi ada peraturan internasional yang harus ditaati. Kita tak hidup di ruang hampa," kata Moeldoko.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia menyatakan telah mengajukan pengadaan pesawat amfibi kepada Presiden Joko Widodo. Selain dapat digunakan untuk menahan pergerakan kapal pencuri ikan, pesawat jenis juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemadaman kebakaran dan SAR.

Ida berkata, hal ini disampaikannya pada Jokowi saat keduanya mengikuti patroli maritim di kawasan Kalimantan Timur. "Beliau setuju dan salah satu pesawat yang akan diadakan adalah BE200," kata Ida.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER