Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan dengan panjang garis pantai 81 ribu kilometer lebih, hanya memiliki dua kapal selam. Jumlah tersebut jelas tak cukup untuk mengamankan laut Indonesia.
“Hingga saat ini baru dua kapal selam yang kita miliki. Minimal kita butuh 12 kapal selam untuk menjaga keutuhan NKRI,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Dr. Marsetio dalam konferensi pers usai Rapat Pimpinan TNI di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (23/12).
Dua kapal selam yang dimiliki Indonesia saat ini merupakan buatan Jerman. Indonesia kini tengah bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membuat kapal selam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami sudah ada kontrak dengan Korea untuk membuat 3 kapal selam, dengan rincian 2 kapal akan dibuat secara penuh di sana, dan satu sisanya dibuat di Indonesia,” kata Marsetio.
Ia menyatakan alokasi anggaran untuk pembuatan kapal selam tambahan bagi TNI AL sudah disediakan pemerintah dalam APBN 2015. Anggaran mutlak diperlukan untuk pengadaan sarana perang bagi armada AL.
Dengan kekuatan TNI AL saat ini, menurut Panglima TNI Jenderal Moeldoko, wajar jika upaya pengamanan wilayah laut Indonesia belum maksimal. Itu pula yang membuat TNI dianggap lamban dalam merespons perintah Presiden Joko Widodo untuk menenggelamkan kapal-kapal ilegal di perairan RI.
“Jumlah kapal kita masih terbatas. Jangan dikira penenggelaman kapal bisa dilakukan dengan cepat. Harus ada beberapa pertimbangan agar kita tidak melanggar hukum keamanan internasional yang berlaku,” kata Moeldoko.
Sebelumnya Moeldoko mengatakan, kelangkaan bahan bakar minyak untuk operasional kapal laut juga menjadi penghambat kinerja TNI. Oleh sebab itu TNI berharap pemerintah menambah anggaran pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista).