Jakarta, CNN Indonesia -- Tempat ibadah ternyata tak menjadi tempat yang bebas dari tindak kejahatan. Pada malam natal, Rabu (24/12) kemarin misalnya, dua pencopet beraksi di Gereja GPIB Paulus Menteng, Jakarta. Ironis, karena pelaku melancarkan tindakan melawan hukum tersebut saat kebaktian malam natal masih berlangsung di gereja yang lebih dikenal dengan sebutan Gereja Ayam itu. Dua pelaku bahkan menyamar sebagai jemaat yang ikut serta dalam kebaktian misa malam Natal.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto membenarkan terjadinya pencopetan ini, Jumat (26/12) siang. "Di Gereja Paulus terjadi pencopetan handphone," ujarnya. Rikwanto bahkan menyebut kejadian ini sebagai satu dari dua tindak kriminal mencolok yang terjadi sepanjang dua hari pertama pelaksanaan Operasi Lilin 2014 di Ibukota. Rikwanto memaparkan, modus yang digunakan dua pencopet tersebut adalah dengan cara membaur dengan jemaat.
Secara terpisah, Kasubdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan menuturkan, kedua pencopet masuk ke dalam gereja setelah mengambil liturgi yang diedarkan panitia perayaan natal di depan gereja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua pelaku ini diketahui bernama Ari dan Rio. Usai mencopet keduanya langsung ditangkap petugas. "Anggota kami saat itu ada di dalam gereja, menyamar jadi jemaat juga," katanya Herry. Melihat gelagat dua orang ini yang mencurigakan, petugas langsung menangkapnya.
Dari tangan mereka, petugas mengamankan sebuah ponsel merek Samsung Duos yang diduga milik jemaat gereja yang berhasil mereka copet. Dalam pemeriksaan, keduanya diketahui adalah residivis.
Berdasarkan data Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Agus Rianto, pada 24 hingga 25 Desember terjadi 14 peristiwa kejahatan di ibu kota. Jumlah ini menempatkan Jakarta dalam daftar tiga besar wilayah dengan jumlah kejahatan terbanyak dalam dua hari pertama Operasi Lilin 2014. Di atas DKI Jakarta ada Jawa Timur dan Jawa Tengah, masing-masing dengan 39 dan 16 tindak kriminal.