PESAWAT HILANG

Kasus Hilangnya Pesawat QZ8501 Beda dengan MH370

CNN Indonesia
Senin, 29 Des 2014 09:41 WIB
Kasus hilangnya Malaysia Airlines MH370 dibayangi pembajakan, terorisme, dan konspirasi. Tidak demikian halnya dengan hilangnya pesawat Air Asia QZ8501.
Petugas membantu penumpang AirAsia yang akan check in lewat mesin otomatis di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Minggu, (28/12). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kecelakaan pesawat yang menimpa Airbus 320-200 bernomor penerbangan QZ8501 milik maskapai penerbangan AirAsia dinilai pakar penerbangan berbeda dengan kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.

Mantan Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Daryatmo mengatakan pada kasus MH370, terdapat aspek keamanan dan keselamatan yang menjadi perhatian utama di luar faktor cuaca. Dugaan pembajakan, terorisme, dan konspirasi membayangi misteri hilangnya pesawat milik maskapai penerbangan Malaysia Airlines tersebut.

Sementara untuk kasus QZ8501, murni aspek keselamatan saja yang menjadi perhatian, yakni buruknya cuaca. (Baca Lapan: AirAsia QZ8501 Diduga Masuk Awan Badai Kumulonimbus)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam kasus MH370, banyak tinjauan aspek keamanan. Kalau QZ8501 murni aspek keselamatan, khususnya berkaitan dengan cuaca ketika penerbangan," kata Daryatmo kepada CNN Indonesia, Senin (29/12).

Sementara analis penerbangan CNN, Peter Goelz, mengatakan bahwa persoalan dengan MH370 adalah saat pesawat tersebut menghilang, alat penerima sinyal pesawat tampak sengaja dimatikan, pilot berhenti membuat transmisi radio, dan pesawat melakukan putaran misterius sebelum akhirnya hilang tanpa jejak.

Dalam kasus QZ8501, hal-hal tersebut tidak terjadi. Hilangnya kontak disinyalir murni persoalan cuaca.

Terkait operasi pencarian QZ8501, Daryatmo mengatakan tantangan terutama ada pada persoalan cuaca. "Cuaca tidak selalu bagus. Ada hujan dan kabut yang bisa membatasi pandangan tim pencari," kata dia.

Pencarian di laut juga tidak mudah karena luasnya area pencarian. Ini beda dengan pencarian di darat. "Dulu, waktu saya menangani pencarian pesawat Sukhoi yang letaknya tidak jauh dari Jakarta dan mengarah ke Gunung Salak, banyak informasi di darat yang bisa didapatkan," ujar Daryatmo.

Untuk kasus QZ8501, pesawat yang hilang kontak belum tentu jatuh di saat terakhir komunikasi terputus terakhir kali. "Pesawat bisa saja terbang ke mana dulu. Kemungkinan banyak sekali," kata Daryatmo.

Pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya dengan membawa 155 penumpang. Pesawat menuju Singapura tersebut dinyatakan hilang kontak dengan menara pemandu lalu lintas udara di Jakarta pukul 07.15 WIB.

Dalam pesawat tersebut terdapat dua pilot, empat awak kabin, seorang mekanik, dan 155 penumpang dengan rincian 138 penumpang dewasa, 16 anak-anak, dan satu bayi. Sebanyak 149 penumpang merupakan warga negara Indonesia, tiga Korea Selatan, dan tiga lainnya berasal dari Perancis, Malaysia dan Singapura.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER