Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak hilangnya kontak AirAsia QZ8501 pada Minggu (28/12) pagi, hingga kini belum juga ditemukan tanda-tanda keberadaan fisik pesawat.
Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) di KN 224 yang berangkat pada Minggu (28/12) sore dari Dermaga Kali Jabat, Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk mencari keberadaan fisik pesawat nahas tersebut juga belum menemukan petunjuk apapun.
Penggunaan alat pendeteksi sinyalpun belum memberikan kemajuan berarti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapal KN 224 tiba di area pencarian atau titik terakhir hilangnya kontak pesawat AirAsia pukul 04.15 WIB. Selang dua jam setelahnya, Oka mengarahkan pendeteksi sinyal berfrekuensi 121.5 mgz ke segala penjuru mata angin. Namun, tak ada suara tanda alat ini menangkap sinyal ELT milik Air Asia QZ8501.
"Ada kemungkinan ELT itu telah berada di bawah laut atau baterainya habis," kata Oka kepada CNN Indonesia di atas kapal KM 224, Senin (29/12). Ia menegaskan alat deteksi yang digunakannya dapat menangkap sinyal dalam radius 3
nautical mile.
Kepala Ruang Mesin KN 224 Made Oka menjelaskan dalam kondisi darurat pilot biasanya menyalakan Emergency Locater Transmitter (ELT). Alat ini bisa memantulkan data seperti titik koordinat pesawat, nama hingga asal pesawat ke Satelit Cosmas dan Satelit Sarsat.
Dua satelit yang mengorbit bumi tersebut kemudian akan memantulkan data pesawat ke Local User Terminal yang berada di tiap negara. Namun, sayangnya, hingga berita ini diturunkan belum ada data satupun yang tertangkap termasuk oleh kantor pusat Basarnas di Kemayoran.
Kemudian, sekitar pukul 8.30 KN 224 melakukan kontak dengan Pesawat Pati milik TNI AL. Informasi yang mereka dapat, pesawat Pati telah mendarat di Belitung dan akan menambah cakupan area pencarian.
Anggota penyelamat Abdul Manan berkata sore ini KM 224 rencananya akan bersandar di Belitung untuk berkoordinasi dengan tim Basarnas lainnya.
Selain pendeteksi sinyal, tim Basarnas di KM 224 yang terdiri dari 20 anggota Basarnas Special Group (BSG) belum memanfaatkan peralatan lain seperti marine detector maupun ROV. Belum ada pula satu pun dari mereka yang menyelam akibat ketiadaan indikasi serpihan pesawat maupun tubuh para penumpang Air Asia QZ8501.