Jakarta, CNN Indonesia -- Airnav Indonesia membantah koordinasi navigasi penerbangan di Indonesia lemah. Justru selama ini pengatur lalulintas udara (ATC) Indonesia banyak mendapat pujian dari maskapai.
Direktur Safety dan Standard AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, Selasa (30/12) mengatakanm tudingan bahwa koordinasi navigasi ATV Indonesia lemah terlalu tendensius. "Tuduhan itu tidak ada dasarnya, harus bisa menampilkan data-data yang jelas saat mengatakan itu," kata Wisnu kepada CNN Indonesia, Selasa (30/12).
Koordinasi antara ATC dan pesawat AirAsia QZ8501 diduga menjadi salah satu penyebab hilangnya pesawat berpenumpang 155 orang tersebut. Salah seorang pilot senior Abdul Rozaq mengakui terkadang koordinasi antara pilot dengan ATC tidak selalu lancar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wisnu mengungkapkan sejauh ini tidak ada komplain yang ditujukan pada ATC Indonesia terkait dengan koordinasi antara mereka dan pilot pesawat yang melintas. "Sama sekali tidak ada komplain dari maskapai domestik ataupun internasional," katanya.
Justru ATC Indonesia selama ini menurut Wisnu malah mendapat pujian dan apresiasi dari beberapa maskapai seperti Garuda Indonesja dan Emirates.
Sebelumnya pilot maskapai penerbangan Garuda Indonesia Abdul Rozaq mengungkapkan sistem koordinasi penerbangan di Indonesia memang masih kurang bagus. Kerap terjadi kesalahan komunikasi antara pilot dengan petugas ATC.
"Kadang kami tiba-tiba diminta untuk belok ke arah tertentu, lalu kembali lagi ke posisi semula. Saya sempat bertanya-tanya 'Mereka itu maunya apa?'" ujar Rozaq di kantor Otoritas Bandara Wilayah 1 Soekarno-Hatta, Jakarta, Senin malam (29/12).
Pria 58 tahun tersebut membandingkan koordinasi penerbangan di Indonesia dengan Singapura. Di Singapura, kata Rozaq, koordinasi antara pilot dan ATC amat harmonis. Bahkan bisa dikatakan, ATC-lah yang membimbing pilot sepanjang perjalanan.