Jakarta, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional menyatakan proses evakuasi korban QZ8501 terkendala cuaca buruk di perairan sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, termasuk di lokasi penemuan tiga jasad pagi ini, Rabu (31/12). (Baca:
Tiga Jasad Ditemukan, Satu Berpakaian Pramugari)
Saat ini seluruh armada SAR fokus melakukan pencarian di dua sektor di sekitar temuan serpihan dan jenazah QZ8501. Sektor pencarian dikerucutkan menjadi hanya dua sektor dari semua 13 sektor setelah serpihan QZ8501 resmi ditemukan Selasa kemarin (30/12).
Pagi ini sebanyak 17 helikopter yang direncanakan bergerak untuk membantu proses evakuasi, belum bisa dioperasikan. "Belum bisa bergerak karena kondisi cuaca," kata Kepala Basarnas, Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo, di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain 17 helikopter itu, sembilan pesawat juga telah disiapkan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Namun karena cuaca buruk, saat ini evakuasi mengandalkan kapal-kapal laut.
Kapal perang RI milik TNI Angkatan Laut misalnya, KRI Bung Tomo, sudah sejak kemarin bergerak ke area ditemukannya serpihan dan jenazah. "Di daerah operasi pencarian, sudah 80 persen kekuatan yang masuk," ujar Soelistyo.
Sayangnya meski kekuatan penuh, evakuasi belum bisa maksimal karena hujan deras mengguyur Pangkalan Bun dan sekitarnya. Ketinggian ombak pun mencapai 2-3 meter. (Baca:
Evakuasi Korban QZ8501, Ombak Tinggi Jadi Tantangan)
Walau evakuasi belum optimal, petugas di darat telah menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan. Posko evakuasi yang dipusatkan di Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, sudah siap menerima dan merawat jenazah sebelum dibawa ke Surabaya untuk dievakuasi. (Baca:
Basarnas Siapkan 168 Peti Jenazah di Pangkalan Bun)
Basarnas Surabaya pun siap membantu sepenuhnya.