Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat Hercules pertama milik TNI Angkatan Udara yang diterbangkan ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dari Pangkalan TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (31/12), kembali lagi ke markas karena cuaca buruk.
"Satu jam lalu masih hujan. Pangkalan Bun juga masih hujan. Cukup deras sehingga tidak mungkin untuk dipaksakan (terbang)," ujar Panglima Komando Operasi Satu TNI AU, Marsekal Muda Agus Dwi Putranto, sesaat setelah mendarat kembali di Lanud Halim Perdanakusuma, pagi ini.
Pesawat Hercules A-1319 yang meluncur sekitar pukul 05.30 WIB ini membawa 21 orang marinir, 11 personel PMI, 12 kru, dan 32 wartawan lengkap dengan alat masing-masing. Hercules ini seharusnya mengantar tim PMI dan marinir untuk membantu proses evakuasi di Pangkalan Bun sebelum melesat ke sektor V untuk menyisir perairan di wilayah itu
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada satu target yang berada di situ. Apakah itu benar pesawat atau tidak, mau langsung dipastikan," ujar Agus.
Agus kemudian merinci wilayah yang dijadikan target pencarian pagi ini. "Ada 2 area yang masing-masing lebarnya 0,3 mil dan sekitar 3.000 km. Daerah yang disisir ada dua tempat. Itu di area V," kata dia.
Tim juga hendak memastikan dugaan adanya satu jenazah lagi di lokasi tersebut. “Kami sempat komuniasi melalui radio, ada tambahan satu jenazah yang kembali ditemukan,” ujarnya.
Hercules A-1319 itu akhirnya kembali mengudara pukul 08.30 WIB. Pada pencarian hari keempat yang difokuskan untuk mencari korban QZ8501 ini, TNI AU menyiapkan tujuh pesawat dengan rincian dua CN, satu Boeing, dua Puma, dan dua Hercules. Sebanyak 60 personel TNI AU juga disiagakan untuk mengawaki armada tersebut.