Jakarta, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional (Basarnas) hanya bertugas mencari kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Proses pengangkatan dan pembukaannya akan diserahkan sepenuhnya pada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Menurut Kepala Basarnas FHB Soelistyo, Rabu (31/12), Basarnas hanya bertanggung jawab pada proses pencarian lokasi kotak hitam itu. Bahkan untuk proses pengangkatannya pun membutuhkan keahlian khusus.
"Basarnas tidak akan membantu evakuasi kotak hitam jika nanti ditemukan, karena perlu keahlian khusus," kata Soelistyo di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli untuk menangani kotak hitam itu ada pada KNKT. Kotak hitam itu sangat dibutuhkan untuk membantu mengungkap penyebab kecelakaan karena berisi data penerbangan dan percakapan di kokpit pesawat.
Penyidikan isi kotak hitam sepenuhnya akan dilakukan oleh KNKT. Ini sesuai aturan penerbangan internasional yang berlaku. Dalam melakukan tugasnya nanti, KNKT akan dibantu oleh beberapa pihak dari luar negeri.
Hingga hari keempat pencarian AirAsia QZ8501 ini, posisi badan utama pesawat belum ditemukan oleh tim evakuasi. Namun, tanda-tanda keberadaan pesawat sudah terdeteksi di Selat Karimata selatan Pangkalan Bun sejak Selasa (30/12) lalu.
Basarnas meminta bantuan kapal milik BPPT dan kapal survei untuk melakukan pemetaan di bawah laut. Fokus pencarian badan pesawat di Sektor 4 seluas 121x174 km persegi. Lokasi tersebut adalah lokasi pesawat hilang kontak. Kedalaman laut di perairan tersebut diperkirakan 40 meter.
Sejak kemarin, tim Basarnas terus mengevakuasi serpihan pesawat dan jenazah korban AirAsia QZ8501. Evakuasi terkendala cuaca buruk dan ombak tinggi sehingga beberapa armada evakuasi belum bisa beroperasi.