Surabaya, CNN Indonesia -- Bahasan ihwal pemberangkatan keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 untuk melihat langsung pencarian dan evakuasi sempat memancing debat panjang antara pihak AirAsia dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Informasi ini diperoleh CNN Indonesia saat berbincang dengan Presiden Direktur PT Indonesia AirAsia, Sunu Widyatmoko di Bandar Udara Juanda, Surabaya, Rabu (31/12).
“Sebetulnya saya juga ingin berangkat, lantaran awak pesawat juga merupakan keluarga saya, artinya saya juga termasuk keluarga korban karena yang berduka juga keluarga AirAsia” katanya.
Menurut Sunu perdebatan pertama yang berlangsung soal Risma yang khawatir dengan cuaca buruk yang menggelayut di sekitar wilayah pencarian korban. Lantas perihal kedua yang diperdebatkan adalah soal kesiapan mental para keluarga korban yang ingin mnegiringi pencarian.
“Bu Risma dan Basarnas mendebat saya untuk membatalkan karena tak baik untuk keluarga, belum lagi para kerabat itu harus melihat kondisi korban,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhrinya, kata Sunu, keputusan diambil untuk tak jadi memberangkatkan keluarga korban ke tempat pencarian. “Mereka semua tinggal di Surabaya,” katanya.
Pusat identifikasi korban memang dipusatkan di Surabaya. RS Bhayangkara Polda Surabaya telah menyiapkan seluruh keperluan soal itu. Selain bersiap di Surabaya, kepolisian dan tentara juga memberangkatkan tim identifikasi dan perawatan media ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia di Bandara Juanda, Surabaya, saat ini tim kepolisian terus mengumpulkan sampel DNA demi kepentingan indetifikasi jenazah korban.