Jakarta, CNN Indonesia -- CEO PT Indonesia AirAsia Sunu Widyatmoko mengonfirmasi pilot AirAsia QZ7510 berinisial FI urinenya diduga mengandung narkotik jenis morfin. Namun, pihaknya menegaskan temuan tersebut disinyalir karena sang pilot, FI, baru saja keluar dari rumah sakit akibat menderita sakit tifus.
"Dia sempat diinfus. Masih minum obat
actived. Biasanya obat batuk bisa menimbulkan hasil positif tapi lanjutannya bisa negatif," ujar Sunu saat jumpa pers di ruang Crisis Centre Mapolda Jawa Timur, Kamis (1/1).
Sebelumnya, hasil pemeriksaan terhadap FI muncul setelah dilakukan tes urin yang dilakukan Tim Balai Kesehatan Penerbangan dan Tim Direktorat Kelaikan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan. Tes dilakukan secara acak terhadap kru pesawat di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Kamis (1/1).
Menurut Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M Djuraid pemeriksaan dimulai sejak Rabu (31/12). Tim Kementerian Perhubungan melakukan pemeriksaan pertama kali di Bandara Soekarno Hatta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil dari inspeksi di Bandara Soetta tidak ada satu pilot yang ditemukan terduga narkoba. Pemeriksaan juga terus dilanjutkan di Bandara Ngurah Rai. FI segera diperiksa setelah dirinya mendaratkan sebuah pesawat QZ7510 dari Jakarta menuju Bali pukul 08.50 Waktu Indonesia Timur (WIT).
FI yang kedapatan urinnya positif mengandung morfin tadinya hendak melakukan penerbangan lagi dengan menggunakan pesawat QZ7511.
(utd/sip)