Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Empat jenazah yang dievakuasi di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, telah tiba di Surabaya untuk diidentifikasi oleh tim forensik Polri di RS Bhayangkara kota itu, Kamis (1/1).
Berdasarkan identifikasi awal, dari empat jenazah tersebut, dua berjenis kelamin perempuan dan dua lainnya laki-laki. Mereka dibawa ke RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, sebelum diterbangkan ke Surabaya.
Direktur indentifikasi korban bencana atau
Disaster Victim Identification (DVI) Polri, Anton Kastelano, menyatakan satu jenazah laki-laki dewasa ditemukan mengenakan kaus biru gelap dengan angka ‘3’ di lengan kiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu jenazah laki-laki lainnya mengenakan kaus kerah cokelat dan celana jeans panjang biru tua. Pada saki kanannya, terdapat ponsel berwarna putih, sementara jam tangan Rolex melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Sementara satu jenazah perempuan mengenakan baju serba merah dengan tanda-tanda tertentu. “Kemungkinan kru pesawat,” kata Anton.
Sementara jenazah perempuan lainnya mengenakan kaus dan celana berwarna gelap. Jenazah itu memiliki tato salib di bahu kiri. “Tingginya 167 cm dan usianya sekitar 40 tahun,” ujar Anton.
Menurut Anton, jasad dalam tahap pembusukan namun dalam kondisi utuh.
Dari Surabaya, sudah ada 63 data antemortem dari 161 penumpang dan kru QZ8501. Ada pula sekitar 90 sampel DNA pembanding dari keluarga. Namun Tim DVI masih membutuhkan sekitar 30 sampel ulang dari kerabat korban untuk mendapat akurasi data yang lebih tepat.
Untuk mengambil sampel DNA baru, ujar Anton, butuh pemeriksaan laboratorium yang ditarget selesai dalam dua pekan.
Keempat jenazah QZ8501 tiba di Lanud Juanda, Surabaya, dalam peti bertuliskan identitas 003, 004, 005, dan 006. Jenazah langsung dibawa tim gabungan TNI, Polri, dan Basarnas ke RS Bhayangkara menggunakan ambulans.
Selain empat jenazah itu, masih ada tiga jenazah lainnya yang berada di kapal. Ketiganya belum bisa dievakuasi ke posko Pangkalan Bun di darat karena cuaca buruk menyulitkan helikopter menjemput jenazah.
“Untuk tiga jenazah lainnya, saya belum tahu kapan tiba di Surabaya,” ujar Komandan Lanud Juanda, Kolonel Laut Sudjatmiko, kepada CNN Indonesia.
Sebagian keluarga korban saat ini sudah berada di RS Bhayangkara menanti hasil identifikasi jenazah. (Baca:
Dua Jenazah Pertama QZ8501 Siap Diumumkan)
Dalam proses identifikasi, tim forensik mencocokkan data antemortem dan postmortem dari tiap jasad. Data antemortem didapat dari keterangan fisik dan tes DNA keluarga korban. Sementara data postmartem merupakan data yang melekat dan ditemukan di tubuh jenazah. Setelah data cocok, tim akan menyerahkan hasilnya kepada AirAsia.
Sebelumnya, Koordinator Tim Antemortem Ajun Kombes dr Ony Swasono mengatakan setiap jasad akan diidentifikasi oleh 12 tenaga ahli dan tenaga medis. Tim terdiri dari polisi, spesialis forensik, antropolog forensik, psikolog forensik, dan ahli DNA.
(agk)