EVAKUASI AIRASIA

Penyelam TNI AL Siap Tembus Kedalaman 100 Meter

Abraham Utama | CNN Indonesia
Kamis, 01 Jan 2015 14:00 WIB
Pada hari kelima pencarian, mereka ditugasi untuk mengevakuasi korban hilangnya pesawat AirAsia QZ8501.
Sebanyak 47 penyelam dari TNI AL yang diberangkatkan dari Jakarta, akhirnya tiba di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014). Mereka bersiap untuk mengevakuasi korban dalam pesawat AriAsia QZ8510 yang tenggelam di Selat Karimata-Laut Jawa. (ANTARA/FannyOctavianus)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bersama anggota Basarnas Special Group, sebanyak 47 anggota TNI Angkatan Laut bersiap belayar dari Pelabuhan Panglima Utar Kumai sejauh ke 120 mil laut ke arah Bangka Belitung, Kamis (1/1) pagi. Pada hari kelima pencarian, mereka ditugasi untuk mengevakuasi korban hilangnya pesawat AirAsia QZ8501.

Menumpang pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara, 47 pasukan yang berasal dari Komando Pasukan Katak, Detasemen Jala Mengkara, Intai Amfibi, dan Dinas Penyelamatan Bawah Permukaan Air ini tiba di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12) siang kemarin.

"Kami membawa berbagai perlengkapan, salah satunya dua unit Kirby Morgan Band (KMB)," ujar Koordinator penyelam TNI AL, Mayor Profs Dhegratmen.

KMB yang dimaksud Profs adalah helm khusus selam yang tersambung selang sepanjang 150 meter dengan tabung oksigen di board kapal. Berbeda dengan Self Contents Under Water Breathing Aparatus (Scuba), simpanan oksigen pada sistem KMB jauh lebih banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisa bertahan sampai dua jam," katanya. Selain volumenya lebih besar, KMB juga mampu membawa para pasukan TNI menyelam hingga 100 meter di bawah permukaan laut. Meski begitu Profs memperkirakan, penyelaman Kamis ini akan dilakukan sekitar hingga 36 meter meter saja.

Kondisi alam akan menjadi faktor kunci pada evakuasi ini. Kemarin, ombak di perairan sekitar Kumai mencapai tiga hingga empat meter.

Tak hanya itu, arus air bawah laut juga wajib diperhitungkan. Profs berkata, saat para penyelam turun, arus bawah laut tidak boleh melebihi kecepatan pergerakan kapal.

Badai tropis Jangmi yang bergejolak di Filipina, menurutnya, bisa mempercepat arus bawah laut di sekitar Kumai. "Kejadian seperti itu bisa memberikan pengaruh, apalagi Filipina dekat dengan kita," ujarnya.

Pada rencana operasi TNI AL, satu kali penyelaman nantinya akan dilakukan oleh dua orang. Secara bergantian, setiap pasangan akan turun ke bawah laut.

Saat ditanya batas waktu operasi penyelamatan ini, Profs berkata kelompoknya siap bekerja tanpa batas waktu. " Tidak ada batas waktu selama masih bisa, kami akan kerja," katanya. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER