Jakarta, CNN Indonesia -- Operasi SAR untuk mencari penumpang dan badan pesawat AirAsia QZ8501 masih terus dilakukan hingga Kamis (1/1). Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk terus mencari penumpang dan badan pesawat tanpa batas waktu.
"Yang pasti perintah Presiden tanpa batas waktu. Begitu juga instruksi dari wakil presiden," kata Marsekal Muda Sunarbowo Sidik, Deputi Bidang Potensi Basarnas, kepada wartawan di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Kamis (1/1).
Sunarbowo menjelaskan, pencarian hari ini sempat terganggu karena angin berkekuatan 30 knot dari arah barat, awan menghitam, serta ombak yang cukup tinggi. "Tim laut masih melakukan pencarian, tetapi tim udara sudah kembali semua ke pangkalan," ujar Sunarbowo.
Menurut dia, tim pencari saat ini sangat mengandalkan
sound navigation and ranging (sonar). Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air untuk mendeteksi lokasi objek di bawah laut dan juga dapat mengukur jarak bawah laut. Sonar dimaksud yaitu dari KRI Banda Aceh, RSS Swift Rescue, dan USS Hampton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), lanjut Sunarbowo, telah mengerahkan patroli ke pantai dan Bupati Kotawaringin Barat mengerahkan nelayan ke bibir pantai hingga radius 150 kilometer.
"Untuk mencari jenazah yang siapa tahu terbawa arus ke bibir pantai. Semua dikerahkan untuk melakukan patroli," ujarnya.
Sejumlah bagian dari pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 ditemukan di perairan Kumai, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Selatan, Selasa lalu (30/12). Pesawat dengan rute Surabaya tujuan Singapura tersebut hilang kontak pada Ahad pagi (28/12) pukul 06.17 WIB, hanya beberapa menit setelah lepas landas di Bandara Juanda, Surabaya.
Sebanyak 162 orang tercatat berada dalam pesawat, terdiri dari 155 penumpang yaitu 138 orang dewasa, 16 anak-anak, satu orang bayi, serta pilot pesawat Kapten Irianto, Copilot Remy Emanuel, empat orang awak kabin, dan satu teknisi.
Hingga hari kelima pencarian, Basarnas telah menemukan sembilan jenazah. Dari jumlah itu, satu jenazah telah diidentifikasi atas nama Hayati Lutfiah Hamid (Fifi), lima jenazah berada di Rumah Sakit Bhayangkara sebagai lokasi pusat identifikasi penumpang AirAsia, dua jenazah berjenis kelamin perempuan diterbangkan dari Pangkalan Bun menuju Surabaya pada 18.30 WIB, dan satu jenazah masih berada di KRI Yos Sudarso.
(rdk/sip)