Jakarta, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional menyatakan pihaknya masih membutuhkan alat detektor metal yang ada di bawah air. Pernyataan ini secara resmi disampaikan oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Kamis (1/1). "Saat ini alat yang kami butuhkan adalah alat yang bisa mendeteksi benda-benda metal di bawah air," kata Soelistyo.
Dengan adanya peralatan pendeteksi metal ini, kata Soelistyo, Basarnas dapat menyimpulkan serta memastikan letak dari bagian pesawat AirAsia QZ8501 yang tenggelam. "Kemudian itu akan jadi lokus dan prioritas untuk penyelaman," ucap Soelistyo.
Hingga hari kelima pencarian, lokasi dari pesawat AirAsia QZ8501 yang diduga jatuh di perairan Teluk Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah masih belum diketahui secara pasti.
Sebelumnya, kapal milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta kapal survey Mahakarya Geosurvey telah dikerahkan untuk mencari tubuh pesawat yang diperkirakan berada di kedalaman 24 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapal BPPT dan Asosiasi survei akan menjadi leading sector untuk menemukan badan pesawat karena memiliki teknologi untuk mendeteksi keberadaan bodi pesawat di dalam air," kata Soelistyo kemarin.
Sementara itu Basarnas juga menyatakan kapal asing bantuan dari Jepang sudah berada di Selat Malaka. Dua kapal perusak, Onami dan Takanami, untuk sementara akan disiagakan di luar daerah operasi pencarian.
"Nanti pada saat diperlukan, saya instruksikan mereka untuk masuk ke daerah operasi pencarian," ujar Soelistyo.
(sip)